Kehidupan Sosial dan Budaya dalam Kerajaan Kutai Berdasarkan Prasasti Yup
Kerajaan Kutai adalah salah satu kerajaan kuno di Indonesia yang memiliki sejarah yang kaya. Informasi tentang kerajaan ini dapat ditemukan melalui prasasti-prasasti yang ditemukan di daerah hulu Sungai Mahakam. Salah satu prasasti yang penting adalah prasasti Yupa, yang ditulis dengan huruf Palawa dan berbahasa Sanskerta. Dalam prasasti Yupa, terdapat informasi tentang raja yang memerintah Kerajaan Kutai pada saat itu, yaitu Raja Mulawarman. Raja Mulawarman terkenal karena sifat welas asihnya, yang ditunjukkan dengan persembahan 120.000 ekor sapi kepada para Brahmana. Sebagai imbal balik, para Brahmana membuat tujuh buah yupa yang berhuruf Palawa dan berbahasa Sanskerta. Dalam terjemahan prasasti Yupa, disebutkan bahwa Raja Mulawarman memiliki putra bernama Aswawarman, yang memiliki tiga putra. Putra yang paling terkenal dari ketiga putra tersebut adalah Sang Mulawarman. Sang Mulawarman digambarkan sebagai raja yang berperadaban baik, kuat, dan berkuasa. Ia juga mengadakan kenduri emas-amat-banyal sebagai peringatan kenduri selamatan. Prasasti Yupa didirikan oleh para Brahmana sebagai tanda penghormatan terhadap kenduri tersebut. Dari prasasti Yupa, kita dapat menyimpulkan beberapa hal tentang keadaan masyarakat dan kehidupan sosial budaya dalam Kerajaan Kutai. Pertama, nama Kudungga yang disebutkan dalam prasasti tersebut diyakini sebagai nama asli Indonesia sebelum kedatangan para Brahmana. Hal ini menunjukkan bahwa sebelumnya, kepala suku di Kerajaan Kutai adalah Kudungga. Selain itu, gaya bahasa dan tulisan dalam prasasti Yupa menunjukkan adanya hubungan antara Kerajaan Kutai dan India pada abad ke-IV. Dengan demikian, prasasti Yupa memberikan wawasan yang berharga tentang kehidupan sosial dan budaya dalam Kerajaan Kutai. Prasasti ini menjadi sumber sejarah yang penting dalam memahami sejarah dan perkembangan kerajaan kuno di Indonesia.