Perbandingan Metode Perhitungan Saldo Normal Cadangan Kerugian Piutang di Berbagai Industri
Perbandingan Metode Perhitungan Saldo Normal Cadangan Kerugian Piutang di Industri Perbankan
Industri perbankan merupakan salah satu sektor yang sangat bergantung pada piutang. Dalam operasionalnya, bank seringkali menghadapi risiko kerugian piutang. Oleh karena itu, bank perlu melakukan perhitungan saldo normal cadangan kerugian piutang. Metode yang umum digunakan adalah metode statistik dan metode individual. Metode statistik biasanya digunakan untuk piutang yang jumlahnya banyak namun nominalnya kecil, sedangkan metode individual digunakan untuk piutang dengan nominal besar.
Perbandingan Metode di Industri Ritel
Berbeda dengan industri perbankan, industri ritel biasanya menggunakan metode perhitungan saldo normal cadangan kerugian piutang yang lebih sederhana. Metode yang umum digunakan adalah metode persentase penjualan dan metode persentase piutang. Metode persentase penjualan menghitung cadangan kerugian piutang berdasarkan persentase tertentu dari total penjualan, sedangkan metode persentase piutang menghitung cadangan berdasarkan persentase tertentu dari total piutang.
Metode Perhitungan di Industri Manufaktur
Industri manufaktur juga memiliki metode perhitungan saldo normal cadangan kerugian piutang yang unik. Metode yang biasa digunakan adalah metode usia piutang. Metode ini menghitung cadangan kerugian piutang berdasarkan usia piutang. Semakin lama usia piutang, maka semakin besar cadangan kerugian piutang yang harus disiapkan.
Perbandingan Metode di Industri Jasa
Industri jasa biasanya menggunakan metode perhitungan saldo normal cadangan kerugian piutang yang mirip dengan industri ritel. Namun, ada beberapa industri jasa yang menggunakan metode khusus, seperti metode scoring. Metode scoring ini menghitung cadangan kerugian piutang berdasarkan skor kredit dari pelanggan.
Setelah membandingkan metode perhitungan saldo normal cadangan kerugian piutang di berbagai industri, dapat dilihat bahwa setiap industri memiliki metode yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan oleh perbedaan karakteristik piutang di setiap industri. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk memilih metode yang paling sesuai dengan karakteristik piutangnya.