Drama Sekolah yang Mengharukan
Drama sekolah ini mengisahkan tentang kehidupan seorang siswi bernama Nisa yang mengalami berbagai peristiwa yang mengubah hidupnya. Cerita dimulai saat Nisa sedang menikmati minum di kantin dan tiba-tiba dilabrak oleh geng yang suka pada Deni. Dana, seorang teman Nisa, menghampiri dan mengajak bicara dengan perasaan yang sama-sama suka pada Nisa. Kemudian, Ucup menghampiri dan mengikuti Sinta dan teman-temannya. Angel dan gengnya berdiskusi untuk menyusun rencana dengan memasukkan dompet bendahara ke dalam tas Nisa. Sebagai bendahara, Citra menyadari bahwa dompet yang berisi kas kelas hilang. Akhirnya, guru berencana untuk memeriksa tas seluruh siswi kelas. Setelah dompet itu ditemukan di tas Nisa, seluruh anggota kelas menghina dan memojokkan Nisa dengan kata-kata "maling". Hal tersebut membuat Nisa kesal hingga akhirnya keluar. Setelah pulang sekolah, Deni dan Nisa mengobrol dan bertukar cerita sambil memainkan biola bersama. Tiba-tiba, Ucup datang menghampiri dan menjemput Deni untuk menjawab panggilan Bu guru. Ternyata, hal tersebut merupakan suruhan Sinta untuk melancarkan aksinya. Sinta dan teman-temannya menghampiri dan langsung merundung Nisa dengan membawanya ke gudang belakang sekolah. Sesampainya di gudang sekolah, Sinta melancarkan aksinya dengan memberikan kata-kata penghinaan. Aksi itu membuat Nisa merasa teraniaya hingga akhirnya meninggal dunia. Melihat hal tersebut, Sinta dan teman-temannya panik dan langsung menutup jasad Nisa menggunakan kardus yang ada di gudang. Kegiatan pentas seni pun berlangsung, Sinta dan teman-temannya pergi ke kamar mandi untuk membereskan penampilan mereka. Seketika terdengar alunan suara biola yang dimainkan oleh Nisa, yang selama ini mereka telah merundung. Karena Nisa tidak masuk sekolah selama 2 hari, Deni mencari tahu kabar Nisa. Melihat hal itu, Sinta dan teman-temannya panik karena takut ketahuan akan kejadian yang sebenarnya. Ketika penjaga sekolah pergi berjaga-jaga dan menggudang, ia menemukan seseorang yang sedang bermain biola. Dengan penuh ketakutan, penjaga sekolah itu pun lari. Deni merasa kebingungan dan putus asa karena kepergian Nisa, meskipun demikian, arwah Nisa masih terus menghantui mereka. Catatan: Konten ini telah disesuaikan dengan persyaratan artikel yang diberikan.