Analisis 5W 1H dalam Tragedi Trisakti (12 Mei 1998)
Tragedi Trisakti pada tanggal 12 Mei 1998 adalah peristiwa yang mengguncang Indonesia. Dalam artikel ini, kita akan menganalisis peristiwa ini menggunakan rumus 5W 1H, yaitu Who (Siapa), What (Apa), When (Kapan), Where (Dimana), Why (Mengapa), dan How (Bagaimana). Who (Siapa): Tragedi Trisakti melibatkan mahasiswa dan masyarakat yang sedang melakukan demonstrasi di Jakarta. Mahasiswa dari Universitas Trisakti menjadi pusat perhatian dalam peristiwa ini. What (Apa): Peristiwa ini dimulai dengan demonstrasi mahasiswa yang menuntut reformasi politik dan ekonomi di Indonesia. Mereka mengkritik pemerintah yang dianggap korup dan otoriter. Demonstrasi ini berlangsung damai pada awalnya, tetapi kemudian berubah menjadi kekerasan ketika aparat keamanan menggunakan kekuatan berlebihan untuk membubarkan massa. When (Kapan): Tragedi Trisakti terjadi pada tanggal 12 Mei 1998. Demonstrasi dimulai pada pagi hari dan berlanjut hingga malam hari. Where (Dimana): Demonstrasi ini terjadi di depan kampus Universitas Trisakti di Jakarta. Massa kemudian bergerak ke arah gedung DPR dan MPR di Senayan. Why (Mengapa): Mahasiswa dan masyarakat melakukan demonstrasi ini sebagai bentuk protes terhadap pemerintah yang dianggap korup dan otoriter. Mereka menuntut reformasi politik dan ekonomi untuk menciptakan perubahan yang lebih baik bagi negara. How (Bagaimana): Demonstrasi awalnya berlangsung damai, tetapi ketika aparat keamanan menggunakan kekuatan berlebihan untuk membubarkan massa, situasi berubah menjadi kekerasan. Mahasiswa dan masyarakat berusaha melawan dengan melempar batu dan molotov ke arah aparat keamanan. Tragedi ini menyebabkan korban jiwa dan luka-luka di antara mahasiswa dan masyarakat. Dalam analisis 5W 1H ini, kita dapat melihat bahwa Tragedi Trisakti melibatkan mahasiswa dan masyarakat yang melakukan demonstrasi di Jakarta pada tanggal 12 Mei 1998. Demonstrasi ini dimulai sebagai protes terhadap pemerintah yang dianggap korup dan otoriter. Meskipun dimulai secara damai, demonstrasi berubah menjadi kekerasan ketika aparat keamanan menggunakan kekuatan berlebihan. Tragedi ini menyebabkan korban jiwa dan luka-luka di antara mahasiswa dan masyarakat.