Bhinneka Tunggal Ika: Harmoni Antara Agama Buddha dan Agama Hindu di Indonesi
Pendahuluan: Bhinneka Tunggal Ika adalah semboyan yang menggambarkan harmoni dan persatuan antara agama Buddha dan agama Hindu di Indonesia. Meskipun berbeda dalam keyakinan, kedua agama ini dapat hidup berdampingan dengan damai dan saling menghormati. Bagian: ① Asal Usul Bhinneka Tunggal Ika: Semboyan ini pertama kali diperkenalkan oleh Mpu Tantular, seorang penganut Buddha Tantrayana yang hidup dalam kerajaan Majapahit yang lebih bercorak Hindu. Semboyan ini kemudian menjadi pembicaraan di kalangan tokoh nasional seperti Muhammad Yamin, Bung Karno, dan I Gusti Bagus Sugriwa sebelum Proklamasi. ② Bhinneka Tunggal Ika dalam Lambang Negara: Setelah Indonesia merdeka, Bung Karno menciptakan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Kemudian, semboyan ini dimasukkan ke dalam Lambang Negara Republik Indonesia yang dirancang oleh Sultan Hamid II. Lambang ini secara resmi dipakai dalam Sidang Kabinet Republik Indonesia Serikat pada tahun 1950. ③ Penafsiran Baru Bhinneka Tunggal Ika: Tulisan Mpu Tantular diberikan penafsiran baru oleh para pendiri bangsa karena dinilai relevan dengan kebutuhan bangunan strategis Indonesia. Bhinneka Tunggal Ika menjadi simbol harmoni dan persatuan antara agama Buddha dan agama Hindu di Indonesia. Kesimpulan: Bhinneka Tunggal Ika adalah semboyan yang menggambarkan harmoni antara agama Buddha dan agama Hindu di Indonesia. Semboyan ini memiliki asal usul yang kaya dan menjadi bagian penting dari identitas nasional Indonesia.