Ketimpangan Sosial dalam Era Globalisasi
Ketimpangan sosial adalah fenomena yang terjadi ketika ada perbedaan akses dan pemanfaatan sumber daya yang tersedia dalam masyarakat. Hal ini dapat terjadi dalam berbagai aspek kehidupan seperti pendidikan, kesehatan, perumahan, sarana usaha, sarana pengembangan usaha, sarana saluran politik, dan lain-lain. Ketimpangan sosial dapat menjadi akibat dari perbedaan status sosial, ekonomi, dan budaya. Pengertian ketimpangan sosial dapat dilihat dari perspektif para ahli. Menurut Andir Nof A., ketimpangan sosial adalah hasil dari pembangunan yang hanya berfokus pada aspek ekonomi dan mengabaikan aspek sosial. Budi Klamarno juga menyatakan bahwa ketimpangan sosial terjadi ketika ada kesenjangan dalam distribusi sumber daya dan kesempatan di masyarakat. Dalam era globalisasi, ketimpangan sosial menjadi semakin kompleks. Globalisasi membawa dampak positif seperti pertumbuhan ekonomi dan kemajuan teknologi, namun juga membawa dampak negatif seperti ketimpangan ekonomi dan sosial. Ketimpangan sosial dalam era globalisasi dapat terjadi antara negara-negara yang maju dan berkembang, antara kota dan pedesaan, serta antara kelompok sosial yang berbeda. Ketimpangan sosial dalam era globalisasi dapat menghambat pembangunan yang berkelanjutan dan adil. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk mengurangi ketimpangan sosial melalui kebijakan yang inklusif dan berkelanjutan. Pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta perlu bekerja sama untuk menciptakan kesempatan yang adil bagi semua orang, memperkuat akses terhadap pendidikan dan kesehatan, serta meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam pengambilan keputusan. Dalam menghadapi ketimpangan sosial dalam era globalisasi, penting untuk memahami bahwa setiap individu memiliki peran dan tanggung jawab dalam menciptakan masyarakat yang lebih adil dan berkelanjutan. Dengan mengurangi ketimpangan sosial, kita dapat menciptakan dunia yang lebih baik bagi semua orang.