Shani, Sang Kakak yang Setia **
** Matahari sore menerobos jendela kamar, menerangi wajah pucat Ria yang terbaring lemah di ranjang. Demam yang melanda adiknya itu sudah memasuki hari ketiga, dan Shani tak henti-hentinya menjaga Ria. Setiap kali Ria muntah, Shani sigap membersihkannya dengan lembut, lalu mengusap keringat yang membasahi kening adiknya. Shani tak tega melihat Ria menderita. Ia terus berbisik kata-kata penyemangat, berharap bisa meringankan rasa sakit yang dialami Ria. "Sabar ya, Ria. Kakak selalu ada di sini," bisik Shani, tangannya tak henti-hentinya mengelus rambut Ria. Wajah Shani tampak lelah, namun matanya memancarkan kasih sayang yang tak terhingga. Ia tak ingin meninggalkan Ria sendirian, bahkan untuk sejenak. Shani tahu, Ria sangat membutuhkannya saat ini. "Tolong siapkan mobil, cepat!" teriak Shani kepada bodyguard-nya yang baru saja masuk ke kamar. Shani tak ingin menunda waktu. Ia harus segera membawa Ria ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Shani tahu, Ria adalah adiknya yang paling dicintai. Ia akan melakukan apa saja untuk melindungi dan menjaga Ria, bahkan jika itu berarti harus berkorban. Shani yakin, dengan kasih sayang dan perhatiannya, Ria akan segera pulih dan kembali ceria seperti sedia kala.