Membangun Ikatan Keluarga melalui Tradisi dan Acar
Sebagai seorang siswa, saya memiliki banyak anggota keluarga, baik yang dekat maupun jauh. Karena keluarga saya sangat dekat dengan keluarga sepupu saya yang tinggal di sebelah rumah, saya sering membantu mereka dalam acara-acara penting seperti pernikahan. Acara pernikahan tersebut biasanya diadakan di lapangan kosong yang biasanya digunakan oleh keluarga dan tetangga saya untuk melaksanakan acara-acara seperti itu. Saya membantu menata dan memindahkan kayu tebal dan bundar berwarna coklat yang digunakan sebagai talenan untuk memotong daging setiap kali ada acara di sebelah rumahku. Ketika acara-acara seperti itu berlangsung, saya selalu melihat alat-alat tersebut. Suasana ramai dan penuh dengan percakapan, suara ketika golok memotong bumbu seperti bawang dan wangi bumbu sereh yang akrab memenuhi acara tersebut. Saya juga membantu ibu-ibu membungkus jajan di acara tersebut, dan ketika waktunya makan, kami makan bersama-sama dengan ingka dan kertas minyak sebagai tempat nasi dan lauk pauk, ditemani dengan air mineral yang dibungkus dengan gelas plastik. Dua hari kemudian, ada banyak tamu yang berkunjung untuk medelokan. Sebagai bagian dari acara tersebut, saya bertugas membuat dan menyajikan teh/kopi. Ada banyak jajan di meja, termasuk kopi, teh, kue lapis, onde-onde, sumping, dan lain-lain. Acara-acara seperti ini membantu memperkuat ikatan keluarga dan menciptakan kenangan yang akan bertahan seumur hidup. Melalui tradisi dan acara-acara ini, saya telah belajar menghargai nilai-nilai dan norma-norma sosial yang ada dalam masyarakat saya. Acara-acara ini juga memberikan kesempatan bagi saya untuk mengembangkan keterampilan sosial dan emosional, serta memperluas jaringan sosial saya. Secara keseluruhan, acara-acara seperti ini telah membantu saya memahami pentingnya keluarga dan peran yang mereka mainkan dalam membentuk identitas saya.