Upaya Konservasi Mangrove: KeSeMat dan Trashbag Community"\x0a2.
<br/ > <br/ >Upaya konservasi mangrove telah menjadi fokus bagi banyak organisasi dan komunitas di seluruh dunia. Dua contoh yang menarik adalah KeSeMat dan Trashbag Community, yang berdedikasi untuk melindungi dan mengembalikan keberlanjutan ekosistem mangrove. <br/ > <br/ >KeSeMat, singkatan dari Kesatuan Masyarakat Mangrove, telah melakukan berbagai upaya untuk memperjuangkan pelestarian mangrove. Salah satu proyek terbesar mereka adalah penanaman 100 ribu bibit mangrove di lahan penghijauan Coastal Award 2012. Selain itu, mereka juga berhasil menghijaukan satu area mangrove gundul di Teluk Awur menjadi hutan kota yang menjadi tempat hidup beragam fauna seperti kerang, kepiting, dan burung-burung lainnya. KeSeMat juga mendorong konservasi mangrove melalui edukasi dan kampanye yang dilakukan selama 14 tahun. <br/ > <br/ >Trashbag Community, di sisi lain, fokus pada isu sampah gunung. Mereka mengorganisir kegiatan memunguti sampah di gunung sebagai bentuk perhatian terhadap lingkungan pesisir. Sejak didirikan pada November 11, 2011, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango menjadi tempat utama bagi mereka untuk membersihkan sampah dan menciptakan kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. <br/ > <br/ >Kedua organisasi ini menunjukkan betapa pentingnya kepedulian terhadap lingkungan pesisir dan bagaimana kita dapat berkontribusi dalam upaya konservasi mangrove. Melalui usaha mereka yang gigih, KeSeMat dan Trashbag Community telah memberikan dampak positif yang signifikan pada lingkungan pesisir serta membawa perhatian kepada isu-isu ini. <br/ > <br/ >Dalam konteks ini, penting bagi kita untuk memahami bahwa setiap individu memiliki peran dalam menjaga keberlanjutan lingkungan pesisir. Dengan mengambil langkah-langkah sederhana seperti memunguti sampah