Perjuangan Rohana Kudus dalam Mempromosikan Pendidikan Kaum Perempuan di Indonesi
Rohana Kudus, atau dikenal juga sebagai Sitti Rohana, adalah seorang wartawan perempuan pertama di Indonesia Barat. Lahir pada tanggal 20 Desember 1880, Rohana merupakan anak dari Mohamad Rasiad Maharadi Soetan Diaksa, seorang Kepala Jaksa di pemerintahan Belanda, dan ibunya bernama Kiam. Rohana adalah kakak tirinya Soetan Sjahrir, Perdana Menteri Indonesia pertama, dan juga sepupu dari Kartini, seorang tokoh perempuan terkenal di Indonesia. Sebagai seorang perempuan pada masa itu, Rohana menghadapi keterbatasan dalam mendapatkan pendidikan. Namun, hal ini tidak menghalangi semangatnya untuk memperjuangkan pendidikan, terutama untuk kaum perempuan. Rohana percaya bahwa terdapat diskriminasi terhadap perempuan dalam hal kesempatan, kecerdasan, pendidikan, dan perjuangan. Meskipun tidak bisa mendapatkan pendidikan secara formal, Rohana belajar dengan tekun dan semangat untuk cepat menguasai materi yang diajarkan. Dia belajar bahasa Belanda, Arab-Melayu, dan juga belajar abjad Arab dan Latin. Setelah belajar di Eropa, Rohana kembali ke kampung halamannya dan menikah dengan Abdul Kudus, seorang notaris. Dengan keterampilan yang dimilikinya, Rohana mendirikan sekolah bernama Sekolah Amai Setia. Sekolah ini memberikan pendidikan tulis-baca dan pendidikan agama kepada perempuan. Rohana juga mendirikan surat kabar perempuan pertama di Indonesia, yang diberi nama "Melajoe". Dia menjadi pemimpin redaksi, redaktur, dan penulis di surat kabar ini. Meskipun Rohana mengalami beberapa rintangan dalam perjalanan pendidikannya, dia tidak menyerah. Pada tahun 1916, dia dituduh melakukan penyelewengan penggunaan keuangan di Sekolah Amai Setia, namun tuduhan tersebut tidak terbukti dan dia kembali mendapatkan jabatannya. Namun, Rohana memutuskan untuk menolak jabatan tersebut dan mendirikan sekolahnya sendiri, yang diberi nama "Rohana School" di Bukittinggi. Sekolah ini sangat terkenal dan memiliki banyak murid tidak hanya dari Bukittinggi, tetapi juga dari kawasan lain. Rohana menghabiskan hidupnya dengan belajar dan mengajar. Dia berhasil mengubah pandangan masyarakat terhadap pendidikan untuk kaum perempuan di Koto Gadang. Baginya, perempuan harus mendapatkan pendidikan dan perlakuan yang adil. Mereka harus memiliki kesehatan jasmani dan rohani, akhlak yang baik, budi pekerti yang agung, dan taat beribadah. Semua ini dapat terpenuhi melalui ilmu pengetahuan. Dengan perjuangannya, Rohana Kudus telah memberikan kontribusi yang besar dalam mempromosikan pendidikan bagi kaum perempuan di Indonesia. Dia adalah contoh inspiratif bagi perempuan-perempuan masa kini untuk tidak menyerah dalam menghadapi rintangan dan terus berjuang untuk hak-hak mereka.