Perkembangan Ekonomi Indonesia pada Masa Demokrasi Terpimpin
Pada masa demokrasi terpimpin di Indonesia, tidak hanya politik yang mengalami ketidakstabilan, tetapi juga sektor ekonomi. Dalam artikel ini, kita akan melihat perkembangan ekonomi Indonesia pada masa tersebut. Bidang Pembangunan Salah satu langkah yang diambil pemerintah pada masa demokrasi terpimpin adalah pembentukan Dewan Perancang Nasional (Depernas) melalui UU No. 80 tahun 1958. Dewan ini bertugas dalam bidang pembangunan dan memiliki tanggung jawab untuk menilai penyelenggaraan pembangunan yang dilakukan serta menyusun rancangan undang-undang pembangunan nasional. Depernas awalnya dipimpin oleh Muhammad Yamin dan beranggotakan 80 orang wakil golongan masyarakat. Pada tanggal 26 Juli 1960, dewan ini berhasil menyusun "Rancangan Dasar Undang-Undang Pembangunan Nasional" yang kemudian disetujui oleh MPRS melalui Tap No. 2/MPRS/1960. Pada tahun 1963, Depernas diganti dengan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) yang memiliki rencana pembangunan nasional tahap tahun 1961-1969. Meskipun upaya ini dilakukan untuk memperbaiki sektor pembangunan, namun keadaan ekonomi Indonesia pada masa demokrasi terpimpin tetap mengalami ketidakstabilan. Faktor-faktor seperti kebijakan ekonomi yang tidak konsisten, inflasi yang tinggi, dan ketidakpastian politik mempengaruhi pertumbuhan ekonomi negara. Kesimpulan Perkembangan ekonomi Indonesia pada masa demokrasi terpimpin tidaklah stabil. Meskipun pemerintah telah mengambil langkah-langkah untuk memperbaiki sektor pembangunan melalui pembentukan Depernas dan kemudian Bappenas, namun faktor-faktor seperti kebijakan ekonomi yang tidak konsisten dan ketidakpastian politik tetap mempengaruhi pertumbuhan ekonomi negara.