Flexing: Sebuah Refleksi Mobilitas Sosial dalam Era Digital **
Pendahuluan: Artikel "Journal: Fenomena Flexing, Pamer Harta Demi Eksistensi" mengangkat fenomena flexing yang marak di era digital. Flexing, yang diartikan sebagai pamer harta dan gaya hidup mewah, menjadi cerminan dari mobilitas sosial yang kompleks. Artikel ini akan mengidentifikasi lima dimensi mobilitas sosial yang relevan dengan fenomena flexing, yaitu mobilitas ekonomi, status, kekuasaan, budaya, dan psikologis. Pembahasan: 1. Mobilitas Ekonomi: Flexing menjadi cara untuk menunjukkan kekayaan dan status ekonomi. Individu yang mampu menampilkan gaya hidup mewah menunjukkan mobilitas ekonomi yang tinggi, sementara mereka yang tidak mampu menunjukkan mobilitas ekonomi yang rendah. 2. Mobilitas Status: Flexing dapat meningkatkan status sosial individu. Melalui pamer gaya hidup, individu berusaha untuk mendapatkan pengakuan dan validasi sosial, yang pada akhirnya meningkatkan status sosial mereka. 3. Mobilitas Kekuasaan: Flexing dapat diartikan sebagai bentuk demonstrasi kekuasaan. Individu yang mampu menampilkan gaya hidup mewah menunjukkan kemampuan untuk mengendalikan sumber daya dan mempengaruhi orang lain. 4. Mobilitas Budaya: Flexing menjadi bentuk ekspresi budaya yang nilai-nilai materialisme, konsumerisme, dan status sosial mendominasi. Individu yang mampu menampilkan gaya hidup mewah menunjukkan mobilitas budaya yang tinggi, sementara mereka yang tidak mampu menunjukkan budaya yang rendah. 5. Mobilitas Sosial Psikologis: Flexing dapat meningkatkan rasa percaya diri dan identitas sosial individu. Melalui pamer gaya hidup, individu berusaha untuk mendapatkan pengakuan dan validasi sosial, yang pada akhirnya meningkatkan persepsi diri dan identitas sosial mereka. Kesimpulan: Fenomena flexing menunjukkan bagaimana gaya hidup dapat menjadi indikator utama mobilitas sosial dalam berbagai dimensi. Flexing menjadi cara untuk menunjukkan kekayaan, status, kekuasaan, budaya, dan identitas sosial. Fenomena ini menunjukkan bagaimana mobilitas sosial dapat diartikan sebagai pergerakan dalam berbagai hierarki sosial, yang pada akhirnya membentuk struktur sosial dan distribusi kekuasaan dalam masyarakat. Refleksi:** Flexing, meskipun menjadi cerminan mobilitas sosial, juga dapat menimbulkan dampak negatif seperti kecemburuan, persaingan yang tidak sehat, dan tekanan sosial. Penting untuk memahami bahwa kebahagiaan dan kepuasan tidak selalu diukur dari harta benda dan status sosial.