Mengapa ion Na+ mengikat ion Cl-, sedangkan tidak dengan ion F-?
Dalam kimia, ikatan ionik adalah jenis ikatan kimia yang terjadi antara atom yang memiliki perbedaan keelektronegatifan yang signifikan. Dalam ikatan ionik, atom dengan keelektronegatifan yang lebih rendah akan kehilangan elektron dan menjadi ion positif (kation), sedangkan atom dengan keelektronegatifan yang lebih tinggi akan mendapatkan elektron dan menjadi ion negatif (anion). Pertanyaan pertama adalah mengapa ion Na+ mengikat ion Cl-, sedangkan tidak dengan ion F-. Hal ini dapat dijelaskan dengan melihat perbedaan keelektronegatifan antara atom-atom tersebut. Ion Na+ memiliki satu elektron valensi yang mudah hilang, sedangkan ion Cl- memiliki tujuh elektron valensi yang mudah mendapatkan satu elektron. Karena perbedaan keelektronegatifan yang signifikan antara Na dan Cl, Na akan kehilangan satu elektron valensi dan menjadi ion Na+ yang stabil, sedangkan Cl akan mendapatkan satu elektron valensi dan menjadi ion Cl- yang stabil. Karena kation Na+ dan anion Cl- memiliki muatan yang berlawanan, mereka akan saling tertarik dan membentuk ikatan ionik yang kuat. Namun, ketika kita melihat ion F-, yang juga memiliki tujuh elektron valensi seperti Cl-, mengapa ion Na+ tidak mengikat ion F-? Hal ini dapat dijelaskan dengan melihat perbedaan keelektronegatifan antara atom-atom tersebut. Atom F memiliki keelektronegatifan yang lebih tinggi daripada atom Cl. Oleh karena itu, atom F lebih kuat menarik elektron daripada atom Cl. Karena perbedaan keelektronegatifan yang lebih besar antara Na dan F, elektron valensi pada Na tidak mudah hilang dan tidak terbentuk ikatan ionik antara Na+ dan F-. Sebaliknya, atom F akan lebih cenderung membentuk ikatan kovalen dengan atom lain yang memiliki keelektronegatifan yang lebih rendah. Selanjutnya, mari kita lihat bagaimana ikatan terbentuk pada senyawa Na2S yang memiliki nomor atom S=16. Senyawa Na2S terbentuk melalui ikatan ionik antara ion Na+ dan ion S2-. Ion Na+ memiliki muatan positif satu, sedangkan ion S2- memiliki muatan negatif dua. Karena muatan yang berlawanan, ion-ion ini saling tertarik dan membentuk ikatan ionik yang kuat. Dalam senyawa Na2S, dua ion Na+ akan mengikat satu ion S2-. Ion S2- memiliki dua elektron valensi yang mudah mendapatkan dua elektron tambahan untuk mencapai konfigurasi elektron gas mulia. Ion Na+ memiliki satu elektron valensi yang mudah hilang. Oleh karena itu, dua ion Na+ akan kehilangan dua elektron valensi dan satu ion S2- akan mendapatkan dua elektron valensi. Dengan demikian, terbentuklah senyawa Na2S yang stabil. Dalam kesimpulan, ion Na+ mengikat ion Cl- karena perbedaan keelektronegatifan yang signifikan antara atom-atom tersebut. Namun, ion Na+ tidak mengikat ion F- karena perbedaan keelektronegatifan yang lebih besar antara atom-atom tersebut. Senyawa Na2S terbentuk melalui ikatan ionik antara ion Na+ dan ion S2-.