Dampak Psikologis Gangguan Dismorfik Tubuh: Sebuah Tinjauan Literatur
Gangguan dismorfik tubuh (BDD) adalah gangguan kesehatan mental yang ditandai dengan preokupasi dengan satu atau lebih kekurangan yang dirasakan atau cacat dalam penampilan fisik seseorang, yang tidak terlihat oleh orang lain atau tampak sedikit. Preokupasi ini menyebabkan penderitaan yang signifikan secara klinis atau gangguan dalam kehidupan sosial, pekerjaan, atau bidang penting lainnya dalam hidup mereka.
Manifestasi Psikologis BDD
Individu dengan BDD mungkin sangat sadar diri dan cemas tentang penampilan mereka, sering kali menghabiskan waktu berjam-jam untuk memeriksa cermin, merawat, atau membandingkan diri mereka dengan orang lain. Mereka mungkin terlibat dalam perilaku kompulsif, seperti memetik kulit atau mencari kepastian berulang kali, dalam upaya untuk memperbaiki kekurangan yang dirasakan. Perilaku ini dapat mengonsumsi dan mengganggu kehidupan sehari-hari, yang menyebabkan kesulitan dalam hubungan, pekerjaan, dan situasi sosial.
Dampak Emosional BDD
BDD dapat berdampak buruk pada kesehatan emosional seseorang. Individu dengan kondisi ini mungkin mengalami berbagai emosi negatif, termasuk rasa malu, malu, kecemasan, depresi, dan harga diri rendah. Mereka mungkin merasa terisolasi, sendirian, dan tidak mengerti, yang semakin memperburuk penderitaan emosional mereka. Dalam beberapa kasus, BDD dapat menyebabkan pikiran untuk bunuh diri atau perilaku melukai diri sendiri.
Hubungan Antara BDD dan Gangguan Mental Lainnya
BDD sering terjadi bersamaan dengan gangguan kesehatan mental lainnya, seperti depresi, gangguan kecemasan, dan gangguan makan. Hubungan antara kondisi ini kompleks dan multifaset. Misalnya, individu dengan BDD mungkin mengalami depresi sebagai akibat dari tekanan emosional dan gangguan sosial yang terkait dengan kondisi tersebut. Demikian pula, orang dengan gangguan kecemasan mungkin lebih mungkin untuk mengembangkan BDD, karena mereka mungkin sudah memiliki kecenderungan untuk khawatir dan memikirkan pikiran negatif.
Peran Faktor Sosial Budaya dalam BDD
Faktor sosial budaya memainkan peran penting dalam pengembangan dan pemeliharaan BDD. Standar kecantikan yang digerakkan oleh media dan tekanan sosial untuk menyesuaikan diri dengan cita-cita ini dapat berkontribusi pada preokupasi dengan penampilan fisik. Pesan-pesan budaya yang menekankan pentingnya daya tarik fisik dapat membuat individu, terutama mereka yang rentan, merasa tidak memadai atau cacat. Selain itu, pengalaman masa kecil yang merugikan, seperti bullying atau pelecehan, dapat meningkatkan risiko pengembangan BDD.
BDD adalah gangguan kesehatan mental yang melemahkan yang dapat berdampak buruk pada kehidupan individu. Memahami manifestasi psikologis, dampak emosional, hubungan dengan gangguan kesehatan mental lainnya, dan pengaruh faktor sosial budaya sangat penting untuk penilaian dan pengobatan yang efektif. Dengan mengatasi faktor-faktor yang mendasari ini, para profesional kesehatan dapat membantu individu dengan BDD untuk menantang pikiran dan keyakinan negatif mereka, mengembangkan mekanisme koping yang lebih sehat, dan meningkatkan kesejahteraan emosional mereka secara keseluruhan.