RPM dan Evolusi Teknologi Pemutaran Musik
Sejarah RPM dan Teknologi Pemutaran Musik
Pada awal abad ke-20, teknologi pemutaran musik mengalami revolusi besar dengan diperkenalkannya RPM (Revolutions Per Minute). RPM adalah ukuran kecepatan putaran piringan hitam, yang menjadi standar industri untuk pemutaran musik. RPM pertama kali diperkenalkan oleh Emile Berliner pada tahun 1887 dan sejak itu telah menjadi bagian integral dari evolusi teknologi pemutaran musik.
RPM dan Piringan Hitam
Piringan hitam dengan kecepatan putaran 78 RPM menjadi standar industri selama beberapa dekade. Namun, pada tahun 1948, Columbia Records memperkenalkan LP (Long Play) dengan kecepatan putaran 33 1/3 RPM. LP ini mampu memutar musik selama 20 menit per sisi, sebuah peningkatan signifikan dibandingkan dengan piringan hitam 78 RPM yang hanya bisa memutar musik selama sekitar 3 menit per sisi.
RPM dan Kaset
Evolusi teknologi pemutaran musik tidak berhenti di piringan hitam. Pada tahun 1963, Philips memperkenalkan kaset kompak, yang menggunakan teknologi magnetik untuk merekam dan memutar musik. Kaset ini tidak menggunakan RPM sebagai ukuran kecepatan putaran, tetapi menggunakan ips (inches per second) sebagai gantinya. Meski begitu, RPM tetap menjadi standar dalam industri musik.
RPM dan CD
Pada tahun 1982, teknologi pemutaran musik mengalami revolusi lainnya dengan diperkenalkannya Compact Disc (CD). CD menggunakan teknologi laser untuk membaca data digital yang disimpan dalam bentuk pit dan land. Seperti kaset, CD juga tidak menggunakan RPM sebagai ukuran kecepatan putaran. Namun, RPM tetap relevan dalam konteks DJing dan turntablism, di mana kecepatan putaran piringan hitam masih menjadi faktor penting.
RPM dan Teknologi Digital
Dengan kemajuan teknologi digital, format musik telah berubah dari analog ke digital. MP3, AAC, dan FLAC adalah beberapa format musik digital yang populer saat ini. Meski teknologi ini tidak menggunakan RPM, konsep kecepatan putaran masih relevan, terutama dalam konteks DJing dan turntablism.
Kesimpulan
RPM telah memainkan peran penting dalam evolusi teknologi pemutaran musik. Dari piringan hitam hingga CD, RPM telah menjadi standar industri untuk kecepatan putaran. Meski teknologi pemutaran musik telah berkembang dari analog ke digital, konsep RPM tetap relevan, terutama dalam konteks DJing dan turntablism. Dengan demikian, RPM tetap menjadi bagian integral dari sejarah dan masa depan teknologi pemutaran musik.