Dari Tap MPR ke UUD: Evolusi Sistem Hukum di Indonesia **
Penghapusan Tap MPR dan penggantinya dengan UUD merupakan tonggak penting dalam evolusi sistem hukum di Indonesia. Tap MPR, singkatan dari Tapiran MPR, merupakan produk hukum yang dikeluarkan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang memiliki kekuatan hukum yang mengikat. Sebelum era reformasi, Tap MPR memiliki peran yang sangat dominan dalam mengatur berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Namun, seiring dengan tuntutan reformasi dan demokratisasi, keberadaan Tap MPR mulai dipertanyakan. Salah satu kritik utama terhadap Tap MPR adalah kekuasaan yang terlalu besar yang dimiliki oleh MPR dalam mengeluarkan produk hukum yang bersifat permanen dan sulit diubah. Hal ini dianggap menghalangi proses reformasi dan mengurangi peran lembaga legislatif lainnya. Pada akhirnya, melalui amandemen UUD 1945, Tap MPR dihapuskan dan digantikan dengan sistem hukum yang lebih terstruktur dan demokratis. UUD 1945 yang telah diamandemen menjadi dasar hukum yang lebih kuat dan fleksibel, memungkinkan perubahan dan adaptasi terhadap dinamika zaman. Penghapusan Tap MPR dan penggantinya dengan UUD merupakan langkah maju dalam sistem hukum Indonesia. Hal ini menunjukkan komitmen untuk membangun sistem hukum yang lebih demokratis, transparan, dan akuntabel. Perubahan ini juga memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya adaptasi dan evolusi dalam sistem hukum. Sistem hukum yang dinamis dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat** akan lebih efektif dalam mewujudkan keadilan dan kesejahteraan.