Mengapa Prio Memilih Bekerja di Sekolah daripada di Perusahaan IT Multinasional?
Pada tahun ini, Prio lulus dengan predikat keunggulan dari Universitas terkemuka setelah menyelesaikan gelar Sarjana Sistem Informatika. Selama kuliah di Amerika, Prio juga mengikuti berbagai pelatihan dan sertifikasi di bidang sistem informatika. Selain itu, Prio juga melakukan magang di sebuah perusahaan IT di Amerika, di mana kinerjanya dinilai sangat baik oleh manajer perusahaan dan Prio memiliki kompetensi yang kuat di bidang tersebut. Namun, ketika perusahaan tersebut menawarkan Prio untuk menjadi karyawan tetap dan memberikan pilihan untuk bekerja di Amerika atau di perwakilan Indonesia, Prio menolak tawaran tersebut. Prio lebih memilih untuk bekerja di sekolah dengan alasan dapat membagikan pengetahuan yang bermanfaat kepada generasi muda. Keputusan Prio ini membuat Haris merasa heran. Mengapa Prio lebih memilih bekerja di tempat yang penghasilannya lebih kecil dibandingkan dengan bekerja di perusahaan IT multinasional yang menawarkan gaji yang lebih tinggi? Pertama-tama, konflik nilai yang terjadi pada Prio adalah antara keinginan untuk beramal dan berbagi ilmu yang bermanfaat dengan keinginan untuk mendapatkan penghasilan yang lebih besar. Prio lebih memilih untuk memberikan kontribusi positif kepada masyarakat melalui pendidikan daripada hanya fokus pada pengembangan karir dan keuntungan finansial. Selain itu, Prio juga memiliki nilai-nilai ganda yang menyebabkannya lebih memilih bekerja di masyarakat. Prio mungkin merasa bahwa bekerja di sekolah memberikan kesempatan yang lebih besar untuk berinteraksi dengan orang-orang dari berbagai latar belakang dan memberikan dampak yang lebih langsung pada kehidupan orang lain. Prio mungkin juga memiliki minat yang kuat dalam pendidikan dan merasa bahwa bekerja di sekolah adalah panggilan hati yang lebih kuat daripada bekerja di perusahaan IT multinasional. Anggapan kerja Prio sebagai seorang guru juga memiliki implikasi terhadap sikap kerja dan perilaku kerja. Sebagai seorang guru, Prio harus memiliki komitmen yang tinggi terhadap pendidikan dan pembelajaran, serta memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik dan memotivasi siswa. Prio juga harus memiliki keterampilan dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran yang efektif. Semua ini menunjukkan bahwa Prio memiliki sikap kerja yang positif dan berorientasi pada pemberdayaan orang lain. Dalam kesimpulan, Prio memilih untuk bekerja di sekolah daripada di perusahaan IT multinasional karena konflik nilai, nilai-nilai ganda, dan anggapan kerja yang memberikan dampak positif pada sikap kerja dan perilaku kerja. Keputusan Prio ini menunjukkan bahwa ada banyak faktor yang mempengaruhi pilihan karir seseorang, dan tidak selalu berkaitan dengan gaji atau keuntungan finansial semata.