Pentingnya Kebiasaan Tingkeban dalam Dakwah Sunan Muri
Dalam dakwah Sunan Muria, kebiasaan tingkeban atau mitoni tidak dilarang. Bahkan, kebiasaan ini masih dilanjutkan dalam dakwah Sunan Muria dengan alasan-alasan berikut: 1. Nilai Silaturahmi: Kebiasaan tingkeban dalam dakwah Sunan Muria memiliki nilai silaturahmi yang tinggi. Dengan melibatkan masyarakat dalam kegiatan seperti tingkeban, hubungan antara para dai dan masyarakat menjadi lebih erat. Hal ini memungkinkan para dai untuk lebih memahami kebutuhan dan masalah yang dihadapi oleh masyarakat, sehingga dakwah yang disampaikan dapat lebih relevan dan bermanfaat. 2. Menjaga Ajaran Lama Tetap Ada: Kebiasaan tingkeban juga membantu menjaga ajaran lama tetap ada dalam dakwah Sunan Muria. Dalam kegiatan tingkeban, para dai dapat mengajarkan nilai-nilai agama dan ajaran-ajaran Islam kepada masyarakat secara langsung. Hal ini memastikan bahwa ajaran lama tidak terlupakan dan tetap menjadi bagian dari kehidupan masyarakat. 3. Tidak Bertentangan dengan Nilai-nilai Islam: Kebiasaan tingkeban dalam dakwah Sunan Muria tidak bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Dalam Islam, silaturahmi dan menjaga hubungan baik dengan masyarakat sangat ditekankan. Dengan melibatkan masyarakat dalam kegiatan tingkeban, dakwah Sunan Muria dapat menjaga nilai-nilai Islam dan tetap konsisten dengan ajaran agama. Dalam berdakwah, Sunan Muria juga bergaul dengan rakyat yang bercocok tanam, berdagang, dan memiliki metode dakwah yang sesuai dengan kehidupan masyarakat. Dari keterangan-keterangan yang ada, dapat diketahui bahwa sasaran dakwah Sunan Muria adalah rakyat jelata, termasuk bangsawan dan orang-orang dari berbagai lapisan masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa dakwah Sunan Muria tidak membedakan status sosial dan berusaha untuk menyampaikan pesan-pesan agama kepada semua orang. Dalam kesimpulan, kebiasaan tingkeban dalam dakwah Sunan Muria memiliki nilai-nilai positif seperti silaturahmi, menjaga ajaran lama tetap ada, dan tidak bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Kebiasaan ini juga memungkinkan para dai untuk bergaul dengan berbagai lapisan masyarakat dan menyampaikan pesan-pesan agama kepada semua orang. Oleh karena itu, kebiasaan tingkeban sangat penting dalam dakwah Sunan Muria.