Hubungan antara Turnover Intention dengan Kinerja Karyawan: Peran Punishment, Kompensasi, dan Motivasi Kerja sebagai Variabel Intervening
Pendahuluan: Dalam dunia bisnis yang kompetitif saat ini, kinerja karyawan menjadi faktor kunci dalam keberhasilan suatu organisasi. Namun, tingkat turnover intention yang tinggi dapat menjadi hambatan dalam mencapai kinerja yang optimal. Oleh karena itu, penting untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi turnover intention dan bagaimana faktor-faktor tersebut berhubungan dengan kinerja karyawan. Punishment sebagai Variabel Intervening: Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi turnover intention adalah punishment yang diterima oleh karyawan. Punishment dapat berupa sanksi atau hukuman yang diberikan oleh atasan atau organisasi kepada karyawan yang melakukan kesalahan atau tidak mencapai target kinerja. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa punishment yang tidak adil atau berlebihan dapat meningkatkan turnover intention karyawan. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan bagaimana punishment yang diterima oleh karyawan dapat mempengaruhi kinerja mereka. Kompensasi sebagai Variabel Intervening: Selain punishment, kompensasi juga dapat mempengaruhi turnover intention dan kinerja karyawan. Kompensasi yang adil dan memadai dapat meningkatkan kepuasan kerja dan motivasi karyawan, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kinerja mereka. Sebaliknya, kompensasi yang tidak adil atau tidak memadai dapat menyebabkan ketidakpuasan kerja dan turnover intention yang tinggi. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan bagaimana kompensasi yang diberikan kepada karyawan dapat mempengaruhi kinerja mereka. Motivasi Kerja sebagai Variabel Intervening: Selain punishment dan kompensasi, motivasi kerja juga dapat mempengaruhi turnover intention dan kinerja karyawan. Motivasi kerja yang tinggi dapat meningkatkan kinerja karyawan dan mengurangi turnover intention. Sebaliknya, motivasi kerja yang rendah dapat menyebabkan kinerja yang buruk dan turnover intention yang tinggi. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan bagaimana motivasi kerja dapat mempengaruhi kinerja dan turnover intention karyawan. Kesimpulan: Dalam penelitian ini, kami akan mengkaji hubungan antara turnover intention dengan kinerja karyawan, dengan mempertimbangkan peran punishment, kompensasi, dan motivasi kerja sebagai variabel intervening. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang faktor-faktor yang mempengaruhi turnover intention dan kinerja karyawan, serta memberikan rekomendasi bagi organisasi dalam meningkatkan kinerja karyawan dan mengurangi turnover intention.