Nabi Muhammad: Penerus Risalah Nabi Isa dalam Islam
Dalam sejarah keagamaan, terdapat figur-figur penting yang membawa perubahan besar bagi peradaban manusia. Nabi Isa dan Nabi Muhammad saw. adalah dua di antaranya, yang ajarannya membawa pencerahan dan tuntunan hidup bagi jutaan manusia lintas zaman. Islam mengakui Nabi Isa sebagai nabi dan rasul Allah, yang diutus untuk Bani Israel. Posisi Nabi Muhammad sebagai penerus risalah Nabi Isa menempati posisi penting dalam keyakinan umat Islam.
Misi Dakwah Nabi Isa dan Nabi Muhammad: Kesinambungan Risalah
Nabi Isa diutus Allah untuk Bani Israel dengan membawa risalah tauhid, mengajak umat manusia untuk menyembah Allah semata. Ia hadir dengan membawa kitab suci Injil, yang berisi ajaran-ajaran luhur tentang kasih sayang, pengampunan, dan pentingnya berbuat baik. Nabi Muhammad saw. hadir belakangan, tidak untuk menghapus ajaran Nabi Isa, melainkan untuk menyempurnakannya. Risalah yang dibawa Nabi Muhammad bersifat universal, ditujukan untuk seluruh umat manusia, melengkapi dan menyempurnakan ajaran-ajaran sebelumnya.
Al-Quran: Membenarkan Kitab-Kitab Suci Sebelumnya
Al-Quran, kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad, menegaskan posisinya sebagai penerus risalah Nabi Isa. Al-Quran membenarkan kitab-kitab suci sebelumnya, termasuk Injil, sebagai wahyu Allah yang diturunkan kepada para nabi dan rasul-Nya. Dengan demikian, Islam mengakui kebenaran ajaran Nabi Isa yang tercantum dalam Injil, sekaligus melengkapinya dengan ajaran-ajaran yang lebih sempurna.
Kesamaan Ajaran: Landasan Moral dan Etika
Terdapat kesamaan ajaran antara Nabi Isa dan Nabi Muhammad yang menunjukkan kesinambungan risalah. Keduanya mengajarkan tentang pentingnya beriman kepada Allah, berbuat baik kepada sesama manusia, dan menjauhi larangan-larangan Allah. Nilai-nilai moral dan etika yang diajarkan oleh kedua nabi ini menjadi landasan penting dalam membangun peradaban yang berakhlak mulia.
Perbedaan Syariat: Penyesuaian dengan Konteks Zaman
Meskipun terdapat kesamaan dalam hal akidah dan moral, terdapat perbedaan syariat atau hukum-hukum praktis antara ajaran Nabi Isa dan Nabi Muhammad. Hal ini merupakan sesuatu yang wajar, mengingat perbedaan konteks zaman dan masyarakat di mana keduanya diutus. Nabi Muhammad diutus pada saat masyarakat Arab berada dalam kondisi jahiliyah, sehingga membutuhkan tuntunan yang lebih detail dan komprehensif.
Meneladani Akhlak Mulia Nabi Isa dan Nabi Muhammad
Sebagai umat Islam, kita meyakini bahwa Nabi Muhammad adalah penerus risalah Nabi Isa. Keyakinan ini mendorong kita untuk senantiasa meneladani akhlak mulia kedua nabi tersebut. Menjunjung tinggi nilai-nilai kasih sayang, pengampunan, dan kepedulian terhadap sesama, serta menjalankan ajaran Islam dengan sebaik-baiknya merupakan wujud nyata dari keyakinan tersebut.
Nabi Muhammad saw. adalah penerus risalah Nabi Isa, menyempurnakan ajaran-ajaran sebelumnya untuk seluruh umat manusia. Islam mengajarkan pentingnya menghormati para nabi dan rasul Allah, termasuk Nabi Isa, dan mengimani kitab suci yang diturunkan kepada mereka. Dengan memahami posisi Nabi Muhammad sebagai penerus risalah Nabi Isa, diharapkan umat Islam dapat memperkuat keimanan dan semakin termotivasi untuk meneladani akhlak mulia para nabi dalam kehidupan sehari-hari.