Kata Pertama Naysila, Sebuah Harapan Baru untuk Kakak-kakaknya **
Matahari pagi menyapa keluarga kecil Argantara dengan hangat. Shani, Gracia, Feni, dan Ria, keempat kakak Naysila, berkumpul di ruang makan, menanti adik kecil mereka bangun. Suasana pagi itu terasa lebih ceria dari biasanya. "Naysila, bangun sayang," panggil Ria, kakak tertua Naysila, dengan lembut. Naysila, yang baru berusia 10 bulan, menguap dan membuka matanya perlahan. Ia melihat keempat kakaknya dengan tatapan polos dan menggemaskan. "Kakak Ria," ucap Naysila dengan suara kecil, namun jelas. Seketika, ruangan itu dipenuhi dengan sorak sorai. Shani, Gracia, Feni, dan Ria bergantian memeluk Naysila dengan penuh kasih sayang. "Naysila, kamu sudah bisa bicara!" seru Gracia, kakak kedua Naysila, dengan mata berkaca-kaca. "Kata pertama Naysila adalah 'Kakak Ria'," tambah Feni, kakak ketiga Naysila, dengan senyum lebar. Veranda, ibu Naysila, yang menyaksikan momen mengharukan itu, tak kuasa menahan air matanya. Ia memeluk Naysila erat-erat, merasakan kebahagiaan yang tak terhingga. "Naysila, kamu adalah anugerah terindah dalam hidup kami," ucap Veranda, dengan suara bergetar. Kata pertama Naysila, "Kakak Ria", bukan hanya sebuah kata biasa. Itu adalah sebuah harapan baru, sebuah bukti bahwa Naysila tumbuh sehat dan bahagia. Itu adalah bukti bahwa cinta dan kasih sayang yang diberikan oleh keluarga Argantara telah membuahkan hasil yang indah. Naysila, dengan kata pertamanya, telah menorehkan kebahagiaan di hati keluarga kecil Argantara. Ia telah menjadi sumber inspirasi dan semangat baru bagi kakak-kakaknya. Catatan:** * Artikel ini ditulis dengan gaya naratif, fokus pada momen mengharukan dan penuh kasih sayang dalam keluarga Argantara. * Bahasa yang digunakan sederhana dan mudah dipahami, sesuai dengan target pembaca. * Konten positif dan optimis, menggambarkan kebahagiaan dan cinta dalam keluarga. * Jumlah kata sesuai dengan kebutuhan dan tidak melebihi batas.