Pentingnya Kesehatan Bank dalam Sistem Perbankan
Sebuah bank dikatakan sehat apabila mampu menjalankan fungsinya dengan optimal, baik dalam hal intermediary (menghimpun dan menyalurkan dana) maupun dalam hal pemberian jasa pelayanan perbankan. Kesehatan bank memiliki beberapa aspek yang diatur dalam UU No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan, antara lain kecukupan modal, kualitas aset, kualitas manajemen, likuiditas, rehabilitas, solvabilitas, dan aspek lain yang berhubungan dengan usaha bank. Indikator penilaian tingkat kesehatan suatu bank diatur dalam Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No.14/SEOJK.03/2017. Salah satu indikator tersebut adalah penilaian profil risiko. Profil risiko diukur dengan 8 jenis risiko, yaitu risiko kredit, risiko pasar, risiko operasional, risiko likuiditas, risiko hukum, dan lain-lain. Risiko kredit adalah risiko akibat kegagalan debitur dan/atau pihak lain dalam memenuhi kewajiban kepada bank. Risiko pasar adalah risiko pada posisi neraca dan rekening administratif, termasuk transaksi derivatif, akibat perubahan dari kondisi pasar. Risiko operasional adalah risiko akibat ketidakcukupan dan/atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, dan/atau adanya kejadian eksternal yang memengaruhi operasional bank. Risiko likuiditas adalah risiko akibat ketidakmampuan bank untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas, dan/atau dari aset likuid berkualitas tinggi yang dapat diagunkan, tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan bank. Risiko hukum adalah risiko yang timbul akibat tuntutan hukum dan/atau kelemahan aspek yuridis. Dalam menjaga kesehatan bank, penting bagi bank untuk memperhatikan dan mengelola dengan baik semua aspek yang terkait. Kecukupan modal, kualitas aset, kualitas manajemen, likuiditas, rehabilitas, solvabilitas, dan aspek lainnya harus dikelola dengan baik agar bank dapat beroperasi dengan optimal dan memberikan pelayanan perbankan yang baik kepada nasabah. Kesehatan bank memiliki peran yang sangat penting dalam sistem perbankan. Bank yang sehat akan memberikan kepercayaan kepada nasabah dan masyarakat umum. Selain itu, bank yang sehat juga akan mampu menjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediary dengan baik, menghimpun dan menyalurkan dana dengan optimal. Dalam era globalisasi dan persaingan yang semakin ketat, kesehatan bank menjadi faktor yang sangat penting dalam menjaga stabilitas sistem perbankan. Bank yang sehat akan mampu bertahan dalam kondisi ekonomi yang sulit dan menghadapi berbagai risiko yang mungkin timbul. Oleh karena itu, penting bagi bank untuk selalu memperhatikan dan mengelola dengan baik semua aspek yang terkait dengan kesehatan bank. Dalam kesimpulan, kesehatan bank memiliki peran yang sangat penting dalam sistem perbankan. Bank yang sehat akan memberikan kepercayaan kepada nasabah dan masyarakat umum, serta mampu menjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediary dengan baik. Oleh karena itu, penting bagi bank untuk selalu memperhatikan dan mengelola dengan baik semua aspek yang terkait dengan kesehatan bank.