Pemikiran Dasar Negara Pancasila menurut Ir. Soekarno
Ir. Soekarno, seorang tokoh penting dalam sejarah Indonesia, lahir pada 6 Juni 1901 di Surabaya, Jawa Timur. Pada tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno menyampaikan pidato yang mengemukakan pemikirannya tentang dasar negara. Pidato tersebut menjadi landasan penting dalam pembentukan negara Indonesia yang merdeka. Dalam pidatonya, Ir. Soekarno menyampaikan lima prinsip dasar yang menjadi pijakan bagi negara Indonesia. Prinsip-prinsip tersebut meliputi kebangsaan Indonesia, internasionalisme atau perikemanusiaan, mufakat atau demokrasi, kesejahteraan sosial, dan ketuhanan yang berkebudayaan. Ir. Soekarno menekankan pentingnya kebangsaan Indonesia sebagai landasan utama dalam membangun negara. Selain itu, ia juga mengedepankan nilai-nilai internasionalisme atau perikemanusiaan, yang mengedepankan kerjasama antarnegara dan penghormatan terhadap hak asasi manusia. Prinsip mufakat atau demokrasi juga menjadi fokus Ir. Soekarno, yang menekankan pentingnya partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan negara. Ia juga mengemukakan pentingnya kesejahteraan sosial, di mana negara harus mengutamakan kesejahteraan rakyatnya. Tidak ketinggalan, Ir. Soekarno juga menekankan pentingnya ketuhanan yang berkebudayaan. Ia menjelaskan bahwa nilai-nilai keagamaan harus menjadi landasan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, dengan tetap menghormati keragaman budaya yang ada. Kelima prinsip dasar yang dikemukakan oleh Ir. Soekarno pada pidato tersebut kemudian dikenal dengan nama Pancasila. Dalam bahasa Indonesia, Pancasila berarti "lima dasar" dan menjadi landasan pembentukan negara Indonesia yang kuat dan abadi. Pada akhirnya, pada tanggal 1 Juni 1945, Pancasila disepakati sebagai dasar negara Indonesia. Meskipun terdapat usulan lain seperti Trisila dan Ekasila, namun Pancasila tetap menjadi landasan utama yang menggambarkan semangat gotong royong dan persatuan dalam membangun negara. Pemikiran dasar negara Pancasila menurut Ir. Soekarno hingga saat ini masih menjadi pedoman utama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. Dengan mengutamakan nilai-nilai kebangsaan, internasionalisme, mufakat, kesejahteraan sosial, dan ketuhanan yang berkebudayaan, negara Indonesia dapat terus maju dan berkembang.