Perkembangan APBN dalam 5 Tahun Terakhir
Dalam artikel ini, kita akan menganalisis perkembangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dalam 5 tahun terakhir. Data yang akan kita gunakan adalah data APBN dari tahun 2010 hingga 2014. Mari kita lihat bagaimana pendapatan dan belanja negara telah berubah selama periode ini. Pertama, mari kita lihat pendapatan negara. Pendapatan negara terdiri dari penerimaan dalam negeri dan penerimaan hibah. Penerimaan dalam negeri terdiri dari penerimaan perpajakan dan penerimaan negara bukan pajak. Pada tahun 2010, penerimaan perpajakan mencapai 995,5 triliun rupiah, sedangkan penerimaan negara bukan pajak mencapai 992,2 triliun rupiah. Pada tahun 2014, penerimaan perpajakan meningkat menjadi 1.662,5 triliun rupiah, sedangkan penerimaan negara bukan pajak meningkat menjadi 1.661,1 triliun rupiah. Selanjutnya, mari kita lihat belanja negara. Belanja negara terdiri dari belanja pemerintah pusat dan belanja ke daerah. Belanja pemerintah pusat terdiri dari belanja kementerian negara/lembaga dan belanja non kementerian/lembaga. Pada tahun 2010, belanja kementerian negara/lembaga mencapai 697,4 triliun rupiah, sedangkan belanja non kementerian/lembaga mencapai 332,9 triliun rupiah. Pada tahun 2014, belanja kementerian negara/lembaga meningkat menjadi 1.230,3 triliun rupiah, sedangkan belanja non kementerian/lembaga meningkat menjadi 612,7 triliun rupiah. Setelah melihat pendapatan dan belanja negara, kita dapat melihat keseimbangan primer dan surplus/defisit anggaran. Keseimbangan primer adalah selisih antara pendapatan negara dan belanja negara, sedangkan surplus/defisit anggaran adalah selisih antara pendapatan negara dan belanja negara ditambah atau dikurangi dengan pembiayaan. Pada tahun 2010, keseimbangan primer adalah 91,6 triliun rupiah, sedangkan surplus/defisit anggaran adalah 154,2 triliun rupiah. Pada tahun 2014, keseimbangan primer adalah 104,6 triliun rupiah, sedangkan surplus/defisit anggaran adalah 43,2 triliun rupiah. Terakhir, mari kita lihat pembiayaan. Pembiayaan terdiri dari pembiayaan dalam negeri dan pembiayaan luar negeri. Pada tahun 2010, pembiayaan dalam negeri mencapai 224,2 triliun rupiah, sedangkan pembiayaan luar negeri mencapai 154,2 triliun rupiah. Pada tahun 2014, pembiayaan dalam negeri meningkat menjadi 241,1 triliun rupiah, sedangkan pembiayaan luar negeri meningkat menjadi 173,2 triliun rupiah. Dari analisis data di atas, kita dapat melihat bahwa pendapatan negara dan belanja negara mengalami peningkatan selama 5 tahun terakhir. Meskipun terdapat defisit anggaran pada tahun 2010 dan 2014, namun keseimbangan primer telah meningkat. Pembiayaan dalam negeri dan pembiayaan luar negeri juga mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah telah melakukan upaya untuk meningkatkan pendapatan negara dan mengelola belanja negara dengan lebih efisien. Dalam kesimpulan, perkembangan APBN dalam 5 tahun terakhir menunjukkan peningkatan pendapatan negara dan belanja negara. Meskipun terdapat defisit anggaran, namun keseimbangan primer telah meningkat. Pembiayaan dalam negeri dan pembiayaan luar negeri juga mengalami peningkatan. Semua ini menunjukkan upaya pemerintah dalam meningkatkan perekonomian negara dan mengelola keuangan negara dengan lebih baik.