Menelisik Makna Pernikahan dan Perceraian dalam Perspektif Surah An-Nisa'
Pernikahan merupakan salah satu institusi suci yang dijaga dan dilindungi oleh agama Islam. Dalam Al-Quran, Allah SWT telah memberikan panduan yang komprehensif mengenai pernikahan, termasuk hak dan kewajiban suami istri, serta aturan-aturan yang mengatur hubungan mereka. Salah satu surah yang membahas secara detail tentang pernikahan dan perceraian adalah Surah An-Nisa'. Surah ini memberikan perspektif yang mendalam tentang makna pernikahan, tujuannya, dan bagaimana seharusnya hubungan suami istri dijalankan.
Menelisik Makna Pernikahan dalam Surah An-Nisa'
Surah An-Nisa' ayat 1-3 menjelaskan tentang pentingnya pernikahan sebagai jalan untuk mencapai ketenangan dan ketenteraman jiwa. Ayat ini menekankan bahwa pernikahan merupakan jalan untuk menjaga kesucian dan menghindari perbuatan zina. Allah SWT berfirman: "Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu dan menjadikan pasangannya daripadanya dan dari keduanya Allah SWT memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang dengan (nama) Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan peliharalah hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah SWT selalu mengawasi kamu." (An-Nisa': 1-2). Ayat ini menunjukkan bahwa pernikahan merupakan anugerah dari Allah SWT yang bertujuan untuk melahirkan keturunan dan membangun keluarga yang harmonis.
Perceraian: Solusi Terakhir dalam Surah An-Nisa'
Meskipun pernikahan merupakan institusi yang suci dan dianjurkan, namun dalam beberapa kasus, perceraian mungkin menjadi solusi terakhir. Surah An-Nisa' ayat 129-130 menjelaskan tentang perceraian sebagai jalan keluar ketika hubungan suami istri tidak lagi dapat dipertahankan. Allah SWT berfirman: "Dan jika kamu khawatir akan terjadi perselisihan antara keduanya, maka kirimlah seorang hakim dari keluarga laki-laki dan seorang hakim dari keluarga perempuan. Jika keduanya ingin rujuk, maka Allah SWT akan memberikan jalan bagi mereka untuk rujuk. Sesungguhnya Allah SWT Maha Mengetahui dan Maha Mengenal." (An-Nisa': 129). Ayat ini menunjukkan bahwa perceraian harus dilakukan dengan cara yang adil dan bijaksana, dengan melibatkan pihak keluarga dan hakim yang dapat membantu menyelesaikan konflik.
Hak dan Kewajiban Suami Istri dalam Surah An-Nisa'
Surah An-Nisa' juga menjelaskan tentang hak dan kewajiban suami istri dalam pernikahan. Ayat 34-35 menjelaskan bahwa suami memiliki kewajiban untuk memberikan nafkah dan perlindungan kepada istri, sedangkan istri memiliki kewajiban untuk taat kepada suami dan menjaga kehormatan rumah tangga. Allah SWT berfirman: "Laki-laki itu adalah pemimpin bagi perempuan, karena Allah SWT telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian harta mereka. Maka perempuan-perempuan yang saleh adalah yang taat kepada Allah SWT dan memelihara kehormatan diri mereka ketika suami mereka tidak ada. Dan Allah SWT telah menjaga (perempuan-perempuan) itu, karena mereka (perempuan-perempuan) adalah orang-orang yang lemah." (An-Nisa': 34). Ayat ini menunjukkan bahwa hubungan suami istri harus didasarkan pada saling pengertian, kasih sayang, dan rasa hormat.
Kesimpulan
Surah An-Nisa' memberikan panduan yang komprehensif tentang pernikahan dan perceraian dalam perspektif Islam. Surah ini menekankan pentingnya pernikahan sebagai jalan untuk mencapai ketenangan dan ketenteraman jiwa, serta menjelaskan hak dan kewajiban suami istri dalam membangun rumah tangga yang harmonis. Perceraian hanya dibolehkan sebagai solusi terakhir ketika hubungan suami istri tidak lagi dapat dipertahankan. Panduan yang diberikan dalam Surah An-Nisa' dapat menjadi pedoman bagi umat Islam dalam menjalani kehidupan pernikahan yang sakinah, mawaddah, dan warahmah.