Mengapa Menjadi Tukang Kue Tidak Adil
Sebagai seorang siswa SMP, saya bahwa menjadi tukang kue bukanlah pekerjaan yang adil. Saya telah menghadapi tantangan ini setiap hari, dan saya merasa bahwa itu adalah tugas yang tidak adil dan tidak adil. Pertama-tama, menjadi tukang kue membutuhkan banyak kerja keras dan dedikasi. Saya harus bangun pagi-pagi dan bekerja sejak subuh untuk membuat kue-kue untuk dijual di sekolah. Ini berarti saya tidak memiliki waktu untuk berpartisipasi dalam kegiatan lain yang saya sukai, seperti olahraga atau musik. Selain itu, saya harus menghabiskan waktu tambahan untuk mengantarkan kue-kue ke warung dan kantin sekolah, yang dapat menjadi sangat memalukan. Selain itu, menjadi tukang kue juga dapat menjadi sangat memalukan. Saya sering kali menjadi bahan tertawaan bagi teman-teman saya, terutama Fiam, yang suka mengejek saya dan memanggil saya "tukang kue". Ini dapat sangat memalukan dan membuat saya merasa seperti saya tidak dihargai atau dihormati. Selain itu, menjadi tukang kue juga dapat berdampak negatif pada kesehatan dan kesejahteraan saya. Saya sering kali merasa lelah dan kelelahan setelah bekerja seharian, dan saya tidak memiliki waktu untuk beristirahat atau bersantai. Ini dapat berdampak pada kinerja saya di kelas dan membuat saya merasa seperti saya tidak mampu mencapai potensi penuh saya. Sebagai kesimpulan, menjadi tukang kue bukanlah pekerjaan yang adil atau adil. Ini membutuhkan banyak kerja keras dan dedikasi, dan dapat menjadi sangat memalukan dan berdampak negatif pada kesehatan dan kesejahteraan saya. Saya ingin menjadi anak SMP yang keren dan dikagumi oleh teman-teman saya, bukan hanya tukang kue.