Perkembangan Kerajaan di Jawa Timur: Dari Medang hingga Singasari
Kerajaan Medang Kerajaan Medang adalah salah satu kerajaan yang pernah berdiri di Jawa Timur. Sumber sejarah yang berkaitan dengan Kerajaan Medang antara lain prasasti Pucangan, prasasti Anjukladang dan Pradah, prasasti Limus, prasasti Sirahketing, prasasti Wurara, prasasti Semangaka, prasasti Silet, prasasti Turun Hyang, serta prasasti Gandhakut. Selain itu, berita dari India dan Tiongkok juga menjadi sumber informasi tentang kerajaan ini. Raja Dharmawangsa Teguh adalah salah satu raja terkenal dari Kerajaan Medang. Pada tahun 990 M, ia melakukan serangan ke Sriwijaya sebagai upaya untuk mematahkan monopoli perdagangan Sriwijaya. Namun, serangan ini gagal. Kemudian, pada tahun 1016 M, Raja Wurawari dari Lwaram menyerang Dharmawangsa Teguh saat ia sedang melangsungkan perkawinan putrinya dengan Airlangga, putra Raja Udayana dari Bali. Peristiwa ini dikenal sebagai peristiwa Pralaya yang menewaskan seluruh keluarga raja termasuk Dharmawangsa Teguh sendiri. Hanya Airlangga dan seorang pengikutnya bernama Narotama yang berhasil selamat. Airlangga kemudian bersembunyi di Wonogiri dan hidup sebagai seorang pertapa. Pada tahun 1019 M, dengan dukungan para pendeta Buddha, Airlangga dinobatkan menjadi raja menggantikan Dharmawangsa Teguh. Kerajaan Kediri Kerajaan Kediri bermula dari pembagian Kerajaan Medang oleh Raja Airlangga menjadi Jenggala dan Panjalu (Kediri), yang dibatasi oleh Sungai Brantas. Sumber sejarah Kerajaan Kediri umumnya berupa prasasti, seperti prasasti Padlegan, prasasti Panumbangan, prasasti Hantang (Ngantang), prasasti Talan, dan prasasti Desa Jepun. Kehidupan ekonomi Kerajaan Kediri didukung oleh usaha pertanian, pelayaran, dan perdagangan. Armada laut Kerajaan Kediri juga berperan penting dalam pelayaran dan perdagangan. Benda-benda yang diperdagangkan antara lain emas, perak, gading, kayu cendana, dan hasil bumi lainnya. Selain itu, pada masa Kerajaan Kediri juga terjadi perkembangan seni dengan ditulisnya beberapa kitab sastra, seperti kitab Baratayuda, kitab Kresnayana, kitab Smaradahana, dan kitab Lubdaka. Kerajaan Singasari Kerajaan Singasari didirikan oleh Ken Arok pada tahun 1222 M. Awalnya, Tumapel masih berada di bawah kekuasaan Kerajaan Kediri, namun Ken Arok berhasil menggulingkan akuwu Tunggui Ametung dan mendirikan Kerajaan Singasari. Ken Arok juga menjadikan Ken Dedes, istri Tunggul Ametung, sebagai permaisurinya. Setelah memenangkan perang di Ganter, Ken Arok menjadi raja pertama Kerajaan Singasari dengan gelar Sri Ranggah Rajasa Sang Amurwabumi. Kesimpulan Perkembangan kerajaan di Jawa Timur dimulai dari Kerajaan Medang yang kemudian terbagi menjadi Kerajaan Kediri dan Jenggala. Kerajaan Kediri memiliki kehidupan ekonomi yang didukung oleh pertanian, pelayaran, dan perdagangan. Selain itu, Kerajaan Kediri juga mengalami perkembangan seni dengan ditulisnya beberapa kitab sastra. Kemudian, Kerajaan Singasari didirikan oleh Ken Arok setelah menggulingkan Tunggui Ametung. Dengan demikian, perkembangan kerajaan di Jawa Timur memiliki peran penting dalam sejarah Jawa Timur.