Antrean Minyak Goreng: Cerminan Ketimpangan dan Keprihatinan **
Penggalan artikel tentang antrean minyak goreng di Kendari menggambarkan sebuah realitas pahit yang dialami oleh sebagian masyarakat kita. Ribuan warga rela mengantre berjam-jam, bahkan sampai pingsan, demi mendapatkan minyak goreng yang dijual dengan harga murah. Fenomena ini menunjukkan adanya ketimpangan sosial yang memprihatinkan. Di satu sisi, kita melihat pemerintah yang berupaya meringankan beban masyarakat dengan menyediakan minyak goreng murah. Namun, di sisi lain, antrean panjang dan kejadian pingsan menunjukkan bahwa program tersebut belum efektif dalam menjangkau semua lapisan masyarakat. Antrean panjang dan kejadian pingsan tersebut juga menunjukkan bahwa akses terhadap kebutuhan pokok seperti minyak goreng masih menjadi masalah bagi sebagian masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan pemerintah untuk memastikan bahwa semua warga negara memiliki akses yang sama terhadap kebutuhan pokok. Wawasan yang Mencerahkan:** Kejadian ini seharusnya menjadi momentum bagi kita untuk merenungkan kembali sistem distribusi dan akses terhadap kebutuhan pokok di Indonesia. Kita perlu mencari solusi yang lebih efektif dan adil untuk memastikan bahwa semua warga negara dapat memenuhi kebutuhan pokoknya dengan layak. Antrean panjang dan kejadian pingsan di Kendari bukan hanya sekadar cerita, tetapi sebuah cerminan dari ketimpangan dan keprihatinan yang harus kita selesaikan bersama.