Pantun: Jembatan Budaya dan Kecerdasan **
Pantun, bentuk puisi tradisional Melayu, bukan sekadar rangkaian kata indah. Ia adalah jembatan budaya yang menghubungkan masa lampau dengan masa kini, sekaligus mengasah kecerdasan. Sudut Pandang: Bagi siswa, pantun bukan hanya pelajaran sastra, tetapi juga alat untuk memahami budaya dan meningkatkan kemampuan berpikir. Alasan: * Jembatan Budaya: Pantun menyimpan nilai-nilai luhur budaya Melayu, seperti sopan santun, kearifan lokal, dan nilai-nilai moral. Dengan mempelajari pantun, siswa dapat memahami akar budaya mereka dan melestarikan warisan leluhur. * Kecerdasan: Pantun menuntut kreativitas dalam merangkai kata dan rima. Proses ini merangsang otak untuk berpikir logis, analitis, dan imajinatif. * Relevansi: Pantun masih relevan di era modern. Ia dapat digunakan dalam berbagai situasi, seperti dalam percakapan sehari-hari, acara formal, dan bahkan dalam media sosial. Kesimpulan: Pantun bukan sekadar puisi, tetapi juga jendela budaya dan alat asah kecerdasan. Dengan mempelajari dan melestarikan pantun, siswa dapat menjadi generasi penerus yang cerdas dan berbudaya. Emosi/Wawasan:** Memahami pantun adalah memahami jati diri. Melestarikan pantun adalah melestarikan budaya dan kecerdasan bangsa.