Bagaimana Fathul Qorib Menjelaskan Kewajiban Zakat dan Cara Pelaksanaannya?
Kitab Fathul Qorib memaparkan dengan gamblang mengenai rukun Islam yang ketiga, yakni zakat. Kewajiban zakat ditegaskan dalam Al-Qur'an dan hadis, menjadikannya sebuah kewajiban bagi setiap muslim yang telah memenuhi syarat. Fathul Qorib menguraikan zakat menjadi dua jenis utama: zakat fitrah dan zakat maal.
Jenis-Jenis Zakat dalam Fathul Qorib
Zakat fitrah, dijelaskan dalam Fathul Qorib, merupakan zakat yang wajib ditunaikan oleh setiap muslim, baik laki-laki maupun perempuan, merdeka atau budak, menjelang Hari Raya Idul Fitri. Syarat wajib zakat fitrah adalah memiliki kelebihan makanan pokok untuk diri sendiri dan orang yang menjadi tanggungannya pada malam hari raya dan pagi harinya.
Sementara itu, zakat maal adalah zakat yang dikenakan atas harta benda yang telah mencapai nisab dan haul. Fathul Qorib merinci jenis-jenis harta yang wajib dizakati, seperti emas, perak, uang, hasil pertanian, perdagangan, dan lain sebagainya.
Syarat Wajib Zakat dan Penerimanya
Fathul Qorib menjelaskan bahwa zakat memiliki syarat wajib dan syarat sah. Syarat wajib zakat meliputi Islam, merdeka, berakal, baligh, dan memiliki harta yang mencapai nisab dan haul. Sementara itu, syarat sah zakat meliputi niat, objek zakat, dan mustahik atau penerima zakat.
Mengenai mustahik zakat, Fathul Qorib merujuk pada firman Allah SWT dalam surat At-Taubah ayat 60, yang menyebutkan delapan golongan yang berhak menerima zakat, yaitu fakir, miskin, amil, mualaf, riqab (hamba sahaya), gharimin (orang yang berhutang), fisabilillah, dan ibnu sabil (musafir yang kehabisan bekal).
Cara Menghitung dan Menunaikan Zakat
Fathul Qorib memberikan panduan praktis dalam menghitung zakat. Untuk zakat fitrah, besarnya zakat yang harus dikeluarkan adalah satu sha' atau setara dengan 2,5 kg makanan pokok. Sedangkan untuk zakat maal, perhitungannya berbeda-beda tergantung jenis harta yang dimiliki.
Terkait tata cara menunaikan zakat, Fathul Qorib menganjurkan untuk menyerahkan zakat kepada amil atau panitia zakat yang terpercaya. Namun, jika memungkinkan, seseorang boleh menyerahkan zakatnya secara langsung kepada mustahik.
Fathul Qorib menekankan pentingnya menunaikan zakat dengan ikhlas dan sesuai dengan tuntunan syariat. Zakat bukan hanya kewajiban, tetapi juga bentuk rasa syukur atas nikmat yang diberikan Allah SWT. Dengan memahami penjelasan Fathul Qorib, diharapkan umat muslim dapat menunaikan zakat dengan benar dan penuh kesadaran.