Peran Seni Mural dalam Menghadapi Bullying: Perspektif dari Novel "Kota Bandung dan Biru
<br/ >Seni mural telah menjadi sarana ekspresi masyarakat untuk menyuarakan berbagai isu sosial, termasuk masalah bullying di lingkungan sekitar kita. Dalam konteks ini, novel "Kota Bandung dan Biru" karya Niawidia memberikan gambaran mendalam tentang realitas kehidupan remaja di tengah tantangan bullying. <br/ > <br/ >Mural-mural yang tersebar di berbagai sudut Kota Bandung tidak hanya sekadar hiasan visual, namun juga merupakan bentuk perlawanan terhadap perilaku intimidasi dan pelecehan fisik maupun verbal. Melalui warna-warna ceria atau pun gelap dalam seni mural, pesan-pesan anti-bullying dapat tersampaikan secara kuat kepada masyarakat luas. <br/ > <br/ >Dalam novel tersebut, karakter-karakter yang mengalami pengalaman bullying turut mencari pelarian melalui dunia seni mural. Mereka menemukan suara mereka melalui lukisan-lukisan dinding yang penuh makna, memperjuangkan hak untuk diterima apa adanya tanpa takut dicemooh atau disakiti oleh orang lain. <br/ > <br/ >Dengan demikian, hubungan antara seni mural sebagai bentuk ekspresi artistik dengan narasi anti-bullying dalam novel "Kota Bandung dan Biru" membawa kita pada pemahaman mendalam akan pentingnya solidaritas serta dukungan terhadap korban-korban bullying. Seni bukan hanya sekadar dekorasi visual; ia juga merupakan alat perubahan sosial yang dapat merespons isu-isu sensitif seperti bullyin... <br/ > <br/ >[Output telah dipotong karena melebihi batas karakter]