Pelukan Hangat Keluarga Natio **
** Matahari sore mulai meredup saat Ria dan Naysila, adik-adik dari Shani, Feni, Gracia, dan Sisca, pulang sekolah. Hari ini, seperti biasanya, mereka dihujani ejekan dan cibiran dari teman-teman sekelasnya. Namun, kali ini, rasa sakit itu terasa lebih menusuk. Mereka lelah. "Kak, kita ke kantor Kak Shani ya?" tanya Ria, suaranya bergetar. Naysila mengangguk setuju. Mereka ingin mencari pelukan hangat dari kakak-kakaknya, pelukan yang selalu menenangkan dan membuat mereka merasa aman. Supir pribadi mereka, Pak Adi, dengan sigap mengantar mereka ke kantor Shani. Di sana, mereka disambut oleh para bodyguard yang sudah menunggu. "Nona Ria, Nona Naysila, silakan masuk," ujar salah seorang bodyguard. Namun, saat hendak memasuki ruangan Shani, Ria dan Naysila tiba-tiba merasa pusing. Pandangan mereka berkunang-kunang. Untungnya, para bodyguard sigap menopang tubuh mereka. "Cepat, hubungi Nona Shani!" teriak salah seorang bodyguard. Shani, Feni, Gracia, dan Sisca yang mendengar kabar itu langsung berhamburan keluar ruangan. Wajah mereka berubah panik saat melihat Ria dan Naysila dalam keadaan lemas. Shani segera menggendong Ria, sementara Feni menggendong Naysila. "Ayah, Ibu, maafkan kami. Kami tidak bisa menjaga mereka," lirih Shani, air matanya menetes. Mereka langsung membawa Ria dan Naysila pulang ke Natio House. Di dalam mobil, Shani terus mengelus rambut Ria dan Naysila, berusaha menenangkan mereka. Sesampainya di rumah, Shani dan Feni langsung membawa Ria dan Naysila ke kamar mereka. Mereka membaringkan kedua adiknya dengan lembut, lalu memeluk mereka erat-erat. "Tenang, Ria, Naysila. Kami selalu ada untuk kalian," bisik Shani, suaranya lembut. Di tengah pelukan hangat kakak-kakaknya, Ria dan Naysila akhirnya merasa tenang. Mereka tahu, meskipun dunia luar terasa kejam, mereka selalu memiliki keluarga yang mencintai dan melindungi mereka. Keluarga Natio, keluarga yang selalu menjadi tempat mereka berlindung.