Sejarah dan Signifikansi Tembok Besar Chi
Tembok Besar China, yang terdiri dari berbagai jenis material seperti batu, tanah yang ditekan, kayu, dan lain-lain, dibangun sepanjang garis timur-barat di sepanjang batas utara sejarah China untuk melindungi negara-negara dan kekaisaran China dari serangan dan invasi berbagai kelompok nomaden di Steppe Eurasia, seperti Mongol, Turkmenn, Hun, dan orang Xiongnu, di antara lain. Banyak tembok dibangun sejak abad ke-7 SM, dan kemudian dihubungkan dan diperbesar selama Dinasti Qin (221-206 SM) untuk melindungi batas utara Kekaisaran China dari invasi oleh kelompok nomaden yang berbeda. Tembok Besar China utama membentang lebih dari 13.000 mil (21.196 kilometer) dari Shanhaiguan di timur ke Lop Lake di barat, mengikuti kurva yang sebagian besar menentukan tepi selatan Mongolia Dalam, tetapi mencapai lebih dari 20.000 km (12.427 mil) secara keseluruhan ketika termasuk semua cabang dan tembok sekunder. Pada puncaknya, Tembok Besar China dijaga oleh lebih dari satu juta orang. Diperkirakan bahwa antara 2 hingga 3 juta orang China meninggal sebagai bagian dari proyek yang memakan waktu berabad-abad untuk membangun tembok tersebut. Tembok Besar China adalah salah satu struktur terbesar dan paling terkenal di dunia, dan merupakan simbol kekaisaran dan ketahanan China selama berabad-abad. Meskipun dibangun untuk tujuan pertahanan, tembok tersebut juga menjadi simbol kebanggaan nasional dan identitas China. Tembok Besar China adalah bukti keahlian dan ketekunan orang China kuno, dan merupakan pengingat yang mengesankan dari sejarah dan warisan negara tersebut.