Dampak Jarangnya Penggunaan Uang Kertas dan Uang Logam terhadap Permintaan dan Penawaran Uang
Dalam beberapa tahun terakhir, penggunaan uang kertas dan uang logam telah menurun secara signifikan, seiring dengan semakin populernya metode pembayaran digital seperti transfer bank, e-wallet, dan pembayaran seluler. Artikel ini akan menganalisis dampak jarangnya penggunaan uang kertas dan uang logam terhadap permintaan dan penawaran uang di Indonesia. Salah satu dampak utama dari jarangnya penggunaan uang kertas dan uang logam adalah perubahan dalam permintaan uang. Dengan semakin sedikit orang yang menggunakan uang kertas dan uang logam, permintaan akan uang fisik ini juga menurun. Hal ini dapat mempengaruhi ketersediaan uang di pasar dan berdampak pada nilai uang tersebut. Selain itu, jarangnya penggunaan uang kertas dan uang logam juga dapat mempengaruhi penawaran uang. Dengan penurunan permintaan, pemerintah dan bank sentral mungkin akan menyesuaikan jumlah uang yang beredar untuk menjaga keseimbangan sistem perbankan. Hal ini dapat mempengaruhi nilai uang dan stabilitas ekonomi secara keseluruhan. Selain dampak pada permintaan dan penawaran uang, jarangnya penggunaan uang kertas dan uang logam juga dapat mempengaruhi keamanan uang. Dengan lebih sedikit uang fisik yang beredar, risiko kecurangan dan penipuan dapat berkurang. Hal ini penting untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap sistem perbankan dan uang. Secara keseluruhan, jarangnya penggunaan uang kertas dan uang logam memiliki dampak yang signifikan terhadap permintaan dan penawaran uang, serta keamanan uang. Penting bagi pemerintah dan bank sentral untuk memantau dan mengelola dampak ini agar dapat menjaga stabilitas ekonomi dan kepercayaan masyarakat terhadap sistem perbankan. Referensi: - Bank Indonesia2020). Laporan Tahunan Bank Indonesia. Jakarta: Bank Indonesia. - Soekarni, E. (2018). Dampak Digitalisasi terhadap Sistem Perbankan di Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Keuangan, 4(2), 45-58.