Kejujuran dan Kehandalan Rasul sebagai Utusan Allah
Sebagai utusan Allah SWT, Rasul tidak akan berperilaku dusta sebab Rasul adalah manusia pilihan yang ditunjuk untuk menyampaikan wahyu dengan sebenarnya tanpa mengada-ada terhadap kaumnya. Hal ini karena Rasul memiliki sifat wajib yaitu Siddiq dan Mustahil bagi Rasul memiliki sifat Khiyanat, Kidzib, Baladah, atau Kitman. Dalam menjalankan tugasnya sebagai utusan Allah, Rasul memiliki sifat Siddiq yang berarti kejujuran. Rasul tidak akan berbohong atau menyembunyikan kebenaran dalam menyampaikan wahyu kepada umatnya. Kejujuran Rasul ini menjadi landasan yang kuat dalam membangun kepercayaan umat terhadap wahyu yang disampaikan. Selain itu, Rasul juga memiliki sifat Mustahil, yang berarti kehandalan atau ketepatan dalam menyampaikan wahyu. Rasul tidak akan mengubah atau mengada-ada dalam menyampaikan wahyu kepada umatnya. Rasul akan menyampaikan wahyu dengan tepat dan akurat, tanpa ada penambahan atau pengurangan yang tidak sesuai dengan wahyu yang diterimanya. Dengan memiliki sifat Siddiq dan Mustahil, Rasul menunjukkan integritas dan keandalan sebagai utusan Allah. Umat dapat percaya sepenuhnya pada wahyu yang disampaikan oleh Rasul, karena Rasul tidak akan berperilaku dusta atau mengada-ada dalam menyampaikan wahyu tersebut. Dalam kehidupan sehari-hari, kejujuran dan keandalan sangat penting. Kita dapat belajar dari Rasul sebagai contoh yang baik dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab kita. Dengan menjadi jujur dan handal, kita dapat membangun kepercayaan dan integritas yang kuat dalam hubungan dengan orang lain. Dalam menghadapi tantangan dan cobaan, kita dapat mengambil inspirasi dari kejujuran dan keandalan Rasul. Rasul tidak pernah menyerah atau menghindari tanggung jawabnya sebagai utusan Allah, meskipun menghadapi berbagai rintangan dan kesulitan. Kita juga harus memiliki keteguhan dan keberanian dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab kita, tanpa mengabaikan kejujuran dan keandalan. Dalam kesimpulan, Rasul adalah contoh yang sempurna dalam hal kejujuran dan keandalan sebagai utusan Allah. Dengan memiliki sifat Siddiq dan Mustahil, Rasul tidak akan berperilaku dusta atau mengada-ada dalam menyampaikan wahyu kepada umatnya. Kita dapat belajar dari Rasul untuk menjadi jujur dan handal dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab kita dalam kehidupan sehari-hari.