Meningkatkan Perekonomian Desa Melalui Pengembangan Wisata Kuliner
Desa Cempaka, yang terletak di daerah Slumpring, telah mengalami peningkatan signifikan dalam perekonomian mereka melalui pengembangan wisata kuliner. Sebagai Ketua Sadar Wisata (Pokdarwis) desa, Abdul Khayi telah berhasil menarik lebih dari 11.000 pengunjung setiap minggu. Hal ini telah membawa omset pasar Slumpring mencapai angka yang mengesankan, dengan pendapatan dari parkir, tiket masuk, dan toilet mencapai Rp 38 - 40 juta. Pasar Slumpring telah menjadi salah satu usaha yang sukses dalam mempromosikan kuliner tradisional dan meningkatkan perekonomian warga desa. Dengan menawarkan berbagai hidangan tradisional yang lezat, pasar ini telah menjadi tujuan wisata kuliner yang populer bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. Selain itu, pasar ini juga menyediakan sarana yang memadai untuk meningkatkan kenyamanan pengunjung, seperti area parkir yang luas dan toilet yang bersih. Pengembangan wisata kuliner di desa Cempaka tidak hanya memberikan manfaat ekonomi bagi warga desa, tetapi juga mempromosikan kekayaan budaya dan tradisi lokal. Wisatawan yang datang ke pasar Slumpring dapat menikmati hidangan khas desa Cempaka yang autentik, seperti nasi pecel, sate ayam, dan gudeg. Selain itu, mereka juga dapat belajar tentang proses pembuatan makanan tradisional ini melalui workshop yang diselenggarakan di pasar. Keberhasilan pasar Slumpring sebagai destinasi wisata kuliner juga telah mendorong pengembangan usaha kecil dan menengah di desa Cempaka. Banyak warga desa yang membuka warung makan atau usaha kuliner lainnya untuk memanfaatkan peluang ini. Hal ini tidak hanya menciptakan lapangan kerja baru, tetapi juga meningkatkan pendapatan warga desa secara keseluruhan. Dengan adanya pengembangan wisata kuliner, desa Cempaka telah berhasil mengubah potensi kuliner tradisional mereka menjadi sumber pendapatan yang signifikan. Melalui upaya yang gigih dan kerjasama antara Pokdarwis desa dan warga desa, pasar Slumpring telah menjadi contoh sukses dalam memanfaatkan kekayaan budaya lokal untuk meningkatkan perekonomian desa.