Mengapa Televisi Tak Cukup Mempengaruhi Citra Ganjar Pranowo di Mata Mahasiswa? **
Media massa televisi, yang selama ini dianggap sebagai media dominan, ternyata tidak selalu efektif dalam membentuk citra politikus di mata generasi muda, khususnya mahasiswa. Dalam konteks Pilpres 2024, fenomena ini terlihat pada Ganjar Pranowo, yang meskipun sering muncul di televisi, masih belum sepenuhnya mampu menggaet hati mahasiswa. Ada beberapa faktor yang menyebabkan televisi kurang efektif dalam mempengaruhi citra Ganjar Pranowo di mata mahasiswa: * Perubahan Konsumsi Media: Generasi muda, termasuk mahasiswa, cenderung lebih aktif mengakses informasi melalui platform digital seperti media sosial dan internet. Mereka lebih mudah terpengaruh oleh konten yang relevan, interaktif, dan sesuai dengan minat mereka. * Kurangnya Konten yang Relevan: Program televisi yang membahas politik seringkali dianggap membosankan, terlalu formal, dan kurang menarik bagi mahasiswa. Mereka menginginkan konten yang lebih informatif, menghibur, dan relevan dengan isu-isu yang mereka pedulikan. * Kepercayaan Terhadap Media Tradisional: Mahasiswa cenderung lebih kritis terhadap media televisi, yang dianggap memiliki agenda terselubung dan kurang objektif dalam menyajikan informasi. Mereka lebih percaya pada sumber informasi yang dianggap lebih independen dan kredibel. * Pengaruh Media Sosial: Media sosial menjadi platform utama bagi mahasiswa untuk berdiskusi, berbagi informasi, dan membentuk opini politik. Pengaruh media sosial yang kuat ini membuat televisi semakin sulit untuk menjangkau dan mempengaruhi mahasiswa. Meskipun televisi masih memiliki peran penting dalam membentuk opini publik, namun pengaruhnya terhadap mahasiswa semakin terbatas. Untuk mencapai generasi muda, para politikus perlu memanfaatkan platform digital dan media sosial yang lebih relevan dengan gaya hidup dan preferensi mereka. Wawasan:** Fenomena ini menunjukkan bahwa strategi komunikasi politik perlu beradaptasi dengan perubahan perilaku media dan preferensi generasi muda. Para politikus harus lebih kreatif dan inovatif dalam memanfaatkan platform digital untuk membangun citra positif dan menjangkau target pemilih yang lebih luas.