Shani, Sang Penyelamat **
** Matahari sore menyinari taman kantor Argantara Natio, tempat Ria, si bungsu, bermain riang bersama para bodyguard ayahnya. Tawa Ria bergema di antara pepohonan, sementara kakaknya, Shani, Gracia, dan Indah, asyik bercerita dengan sang ayah di dalam ruangan. Tiba-tiba, teriakan kecil memecah kesunyian. Ria terjatuh, kakinya terluka dan darah mengucur. Rasa sakit membuat Ria menangis dan memanggil nama Shani, sang kakak tertua. Shani yang mendengar tangisan adiknya langsung berlari ke arah taman. Hatinya berdesir khawatir. Melihat Ria terluka, Shani segera menghampiri dan memeluknya erat. "Ria, sayang, kenapa? Kenapa kamu menangis?" tanya Shani lembut, matanya berkaca-kaca. Ria menunjuk kakinya yang berdarah, air matanya semakin deras. Shani dengan sigap menggendong Ria dan membawanya ke ruangan ayahnya. "Papa, Ria terjatuh dan kakinya berdarah!" teriak Shani, suaranya sedikit gemetar. Argantara Natio, sang ayah, langsung berlari menghampiri Ria. Wajahnya dipenuhi kekhawatiran. Ia segera memeriksa luka Ria dan menenangkannya. "Tenang, Ria. Papa akan mengobati lukamu," kata Argantara Natio, suaranya lembut. Shani, dengan penuh kasih sayang, terus menenangkan Ria. Ia mengusap air mata adiknya dan berbisik, "Tenang, Ria. Kakak ada di sini." Kejadian ini membuat Shani semakin menyadari betapa pentingnya perannya sebagai kakak tertua. Ia harus selalu melindungi dan menjaga adik-adiknya, seperti seorang pahlawan kecil yang siap menghadapi segala rintangan.