Makna Kata-kata dalam Hikayat "Diangkat Menjadi Raja
Dalam hikayat "Diangkat Menjadi Raja", terdapat beberapa kata yang memiliki makna khusus. Dalam artikel ini, kita akan membahas makna dari kata-kata berikut: Syahdan, Hulubalang, Berhimpunlah, Marhum, Sabda, Duli, Patik, Arkian, Bertelut, dan Gegap gempita. 1. Syahdan Kata "Syahdan" dalam hikayat ini mengacu pada kata pengantar atau kata pembuka dalam cerita. Kata ini digunakan untuk memperkenalkan tokoh atau peristiwa penting dalam cerita. Dalam konteks hikayat "Diangkat Menjadi Raja", kata "Syahdan" digunakan untuk memperkenalkan tokoh utama yang akan menjadi raja. 2. Hulubalang Kata "Hulubalang" dalam hikayat ini merujuk pada pasukan atau tentara yang setia kepada raja. Kata ini menggambarkan kekuatan dan keberanian para prajurit yang siap melindungi dan mengabdi kepada raja. Dalam cerita ini, hulubalang merupakan sosok yang sangat dihormati dan diandalkan oleh raja. 3. Berhimpunlah Kata "Berhimpunlah" dalam hikayat ini mengacu pada tindakan berkumpulnya orang-orang untuk suatu tujuan tertentu. Dalam konteks cerita ini, kata ini digunakan untuk menggambarkan momen ketika rakyat dan pasukan hulubalang berkumpul untuk memberikan dukungan kepada tokoh utama yang akan menjadi raja. 4. Marhum Kata "Marhum" dalam hikayat ini merujuk pada seseorang yang memiliki rasa belas kasihan atau kelembutan hati terhadap orang lain. Dalam cerita ini, kata ini digunakan untuk menggambarkan sifat baik dan kelembutan hati tokoh utama yang membuatnya layak menjadi raja. 5. Sabda Kata "Sabda" dalam hikayat ini mengacu pada perkataan atau perintah yang diucapkan oleh raja. Dalam konteks cerita ini, kata ini digunakan untuk menggambarkan kebijaksanaan dan otoritas raja dalam memberikan petunjuk kepada rakyat dan pasukan hulubalang. 6. Duli Kata "Duli" dalam hikayat ini merujuk pada gelar kehormatan yang diberikan kepada raja. Kata ini menggambarkan kedudukan dan keagungan raja dalam masyarakat. Dalam cerita ini, kata ini digunakan untuk menggambarkan kebesaran dan kekuasaan tokoh utama yang akan menjadi raja. 7. Patik Kata "Patik" dalam hikayat ini merujuk pada kata ganti orang pertama yang digunakan oleh bawahan untuk merujuk kepada diri mereka sendiri ketika berbicara kepada raja. Kata ini menggambarkan sikap hormat dan penghormatan terhadap raja. Dalam cerita ini, kata ini digunakan oleh tokoh-tokoh bawahan untuk menyatakan pengabdian mereka kepada raja. 8. Arkian Kata "Arkian" dalam hikayat ini merujuk pada kata penghubung yang digunakan untuk menggambarkan urutan peristiwa atau tindakan dalam cerita. Kata ini membantu menyusun alur cerita dengan jelas dan teratur. Dalam cerita ini, kata ini digunakan untuk menghubungkan peristiwa-peristiwa penting yang terjadi dalam perjalanan tokoh utama menjadi raja. 9. Bertelut Kata "Bertelut" dalam hikayat ini merujuk pada tindakan berjuang atau berperang dengan gigih dan penuh semangat. Kata ini menggambarkan keberanian dan keteguhan hati tokoh utama dalam menghadapi berbagai rintangan dan tantangan dalam perjalanan menuju takhtanya sebagai raja. 10. Gegap gempita Kata "Gegap gempita" dalam hikayat ini merujuk pada kegembiraan dan kehebohan yang terjadi dalam suatu peristiwa atau acara. Kata ini menggambarkan suasana yang riuh dan meriah. Dalam cerita ini, kata ini digunakan untuk menggambarkan kegembiraan dan kehebohan yang terjadi ketika tokoh utama diangkat menjadi raja. Dalam hikayat "Diangkat Menjadi Raja", kata-kata tersebut memiliki makna khusus yang memberikan warna dan kekayaan pada cerita. Makna-makna ini membantu kita memahami karakter dan peristiwa dalam cerita dengan lebih baik.