Dampak Penurunan Estrogen dan Progesteron pada Siklus Menstruasi **
Ketika ovum tidak dibuahi, korpus luteum, struktur sementara di ovarium, berhenti memproduksi hormon estrogen dan progesteron. Penurunan kadar kedua hormon ini memiliki dampak signifikan pada siklus menstruasi, yang dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Menstruasi: Penurunan kadar progesteron menyebabkan lapisan rahim (endometrium) yang telah menebal selama fase luteal, terlepas. Proses ini menyebabkan perdarahan menstruasi, yang merupakan tanda awal siklus menstruasi baru. 2. Kembalinya Siklus: Penurunan estrogen dan progesteron memicu pelepasan hormon FSH (Folicle Stimulating Hormone) dan LH (Luteinizing Hormone) dari kelenjar pituitari. Peningkatan kadar FSH dan LH memulai perkembangan folikel baru di ovarium, yang akan menghasilkan ovum baru, memulai siklus menstruasi berikutnya. 3. Gejala Pramenstruasi: Penurunan kadar estrogen dan progesteron dapat menyebabkan gejala pramenstruasi (PMS) seperti perubahan suasana hati, kelelahan, nyeri payudara, dan retensi air. 4. Kemungkinan Kehamilan: Penurunan kadar estrogen dan progesteron menandakan bahwa kehamilan tidak terjadi. Hal ini memungkinkan tubuh untuk memulai siklus menstruasi baru dan mempersiapkan kemungkinan kehamilan di masa depan. Kesimpulan:** Penurunan kadar estrogen dan progesteron setelah ovum tidak dibuahi merupakan proses alami yang penting dalam siklus menstruasi. Proses ini memastikan bahwa tubuh siap untuk siklus menstruasi baru dan kemungkinan kehamilan di masa depan. Meskipun penurunan hormon ini dapat menyebabkan gejala PMS, hal ini merupakan bagian normal dari siklus reproduksi wanita.