Taurat dalam Al-Qur'an: Sebuah Pandangan Islam tentang Kitab Suci Yahudi ##
Al-Qur'an, kitab suci umat Islam, secara eksplisit mengakui keberadaan kitab suci sebelumnya, termasuk Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa. Ayat-ayat Al-Qur'an yang membahas Taurat memberikan perspektif Islam tentang kitab suci ini, menekankan pentingnya Taurat sebagai wahyu ilahi dan sumber petunjuk bagi umat manusia. Salah satu ayat yang menonjol adalah Surat Al-Baqarah ayat 41: "Dan Kami telah menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Qur'an) dengan membawa kebenaran, membenarkan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya, dan sebagai pembimbing dan rahmat bagi orang-orang yang beriman." Ayat ini menegaskan bahwa Al-Qur'an merupakan kelanjutan dari wahyu ilahi yang sebelumnya, termasuk Taurat. Al-Qur'an juga menekankan bahwa Taurat mengandung ajaran yang benar dan bermanfaat bagi umat manusia. Surat Al-Maidah ayat 46 menyatakan: "Dan Kami turunkan kepadamu (Muhammad) Al-Kitab (Al-Qur'an) dengan membawa kebenaran, membenarkan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan sebagai pembimbing dan rahmat bagi orang-orang yang beriman." Ayat ini menunjukkan bahwa Taurat, sebagai kitab suci sebelumnya, mengandung kebenaran dan berfungsi sebagai pembimbing bagi umat manusia. Namun, Al-Qur'an juga mencatat bahwa Taurat telah mengalami perubahan dan penyimpangan seiring berjalannya waktu. Surat Al-Maidah ayat 44 menyatakan: "Dan di antara mereka (Yahudi) ada orang-orang yang mendengarkan perkataan Allah, kemudian mereka mengubahnya setelah mereka memahaminya, dengan sengaja." Ayat ini menunjukkan bahwa sebagian orang Yahudi telah mengubah ajaran Taurat yang asli, sehingga menyimpang dari pesan aslinya. Perlu dipahami bahwa Al-Qur'an tidak menafikan Taurat sebagai kitab suci. Sebaliknya, Al-Qur'an mengakui Taurat sebagai wahyu ilahi yang pernah diturunkan kepada Nabi Musa. Namun, Al-Qur'an juga menekankan pentingnya menjaga keaslian kitab suci dan menghindari penyimpangan dari ajaran aslinya. Memahami perspektif Islam tentang Taurat melalui ayat-ayat Al-Qur'an memberikan pemahaman yang lebih luas tentang hubungan antara agama Islam dan Yahudi. Al-Qur'an mengakui keberadaan kitab suci sebelumnya dan menekankan pentingnya wahyu ilahi sebagai sumber petunjuk bagi umat manusia.