Perkembangan Organisasi Pergerakan Nasional dalam Tiga Periode
Perkembangan organisasi pergerakan nasional Indonesia dapat dibagi menjadi tiga periode yang berbeda, yaitu periode awal, periode radikal, dan periode moderat. Pada periode radikal, organisasi pergerakan cenderung memiliki asas perjuangan yang bersifat nonkooperatif. Faktor-faktor umum yang mendorong lahirnya organisasi pergerakan dengan sifat nonkooperatif ini sangat beragam. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah kekecewaan yang besar terhadap kiprah organisasi-organisasi pergerakan yang sudah ada sebelumnya. Kekecewaan ini mungkin timbul akibat ketidakpuasan terhadap pencapaian yang telah dicapai atau ketidakmampuan organisasi yang sudah ada untuk memenuhi harapan rakyat. Selain itu, keyakinan kaum aktivis pergerakan bahwa Belanda akan takluk kepada Jepang juga dapat menjadi pendorong lahirnya organisasi pergerakan yang bersifat nonkooperatif. Keyakinan ini mungkin muncul akibat situasi politik dan sosial pada masa itu yang menunjukkan adanya potensi perubahan kekuasaan di tingkat internasional. Di sisi lain, Belanda yang tidak memberi sinyal apapun tentang kemungkinan Indonesia bisa merdeka juga turut memengaruhi pembentukan organisasi pergerakan dengan asas perjuangan nonkooperatif. Sikap ambigu Belanda terhadap kemerdekaan Indonesia dapat memicu reaksi keras dari para aktivis pergerakan yang kemudian membentuk organisasi baru dengan pendekatan yang lebih radikal. Terakhir, ketidaknetralan Belanda terhadap masuknya paham Marxisme-komunisme ke Indonesia juga dapat menjadi faktor pendorong lahirnya organisasi pergerakan yang bersifat nonkooperatif. Ketegangan antara paham politik yang berkembang di Indonesia pada saat itu dengan sikap Belanda yang tidak toleran terhadap ideologi tertentu dapat menciptakan kebutuhan akan organisasi pergerakan yang lebih keras dalam tuntutannya. Dengan demikian, faktor-faktor tersebut secara bersama-sama mempengaruhi lahirnya organisasi pergerakan yang bersifat nonkooperatif pada periode radikal dalam sejarah pergerakan nasional Indonesia. Hal ini menunjukkan kompleksitas dinamika politik dan sosial pada masa itu yang memengaruhi arah perjuangan dan strategi yang diambil oleh para aktivis pergerakan.