Jejak Waktu di Kota Tua **
** Mentari sore menyinari Kota Tua, menyapa deretan bangunan kuno yang berdiri kokoh. Di tengah hiruk pikuk wisatawan, seorang pemuda bernama Arga berjalan dengan langkah gontai. Matanya menerawang, seakan mencari sesuatu yang tak kasat mata. Arga bukanlah turis biasa. Ia adalah seorang penjelajah waktu, seorang yang memiliki kemampuan untuk menjelajahi masa lalu. Sejak kecil, Arga memiliki mimpi untuk bertemu dengan tokoh-tokoh sejarah yang menginspirasi. Ia ingin merasakan langsung atmosfer masa lampau, mendengar cerita dari mulut para pahlawan, dan menyaksikan peristiwa-peristiwa penting yang membentuk peradaban. Mimpi itu akhirnya terwujud saat ia menemukan sebuah artefak kuno di sebuah toko barang antik. Artefak itu, sebuah jam saku berukiran rumit, ternyata adalah kunci untuk membuka pintu waktu. Dengan hati berdebar, Arga melangkah ke dalam lorong waktu. Ia memilih untuk mengunjungi masa kejayaan Kerajaan Majapahit, sebuah era yang penuh dengan kemegahan dan kejayaan. Saat ia tiba di sana, ia disambut oleh pemandangan yang menakjubkan. Istana megah berdiri gagah, dihiasi ukiran-ukiran rumit dan patung-patung yang indah. Penduduknya ramah dan penuh semangat, sibuk dengan aktivitas sehari-hari. Arga menghabiskan waktu berhari-hari di masa lampau. Ia bertemu dengan para raja dan prajurit, menyaksikan upacara adat yang sakral, dan mempelajari kebudayaan yang kaya. Ia juga menyaksikan sendiri bagaimana kerajaan itu dibangun, bagaimana rakyatnya hidup, dan bagaimana mereka menghadapi tantangan yang datang. Namun, Arga menyadari bahwa masa lalu bukanlah tempat yang sempurna. Ia melihat kesenjangan sosial, konflik antar suku, dan ancaman dari kerajaan lain. Ia juga menyaksikan bagaimana kejayaan kerajaan itu perlahan memudar, tergerus oleh berbagai faktor. Saat Arga kembali ke masa kini, ia membawa banyak pelajaran berharga. Ia menyadari bahwa masa lalu adalah cerminan dari masa kini, dan bahwa setiap era memiliki tantangan dan keindahannya sendiri. Ia juga menyadari bahwa perjalanan waktu bukanlah sekadar petualangan, melainkan sebuah kesempatan untuk belajar dan memahami sejarah. Arga kembali ke Kota Tua, namun kini pandangannya berbeda. Ia melihat bangunan-bangunan kuno dengan rasa hormat, menyadari bahwa di balik dinding-dindingnya tersimpan cerita panjang tentang masa lalu. Ia juga menyadari bahwa masa depan bukanlah sesuatu yang pasti, melainkan hasil dari pilihan yang kita buat di masa kini. Arga memutuskan untuk menggunakan pengetahuannya tentang masa lalu untuk membangun masa depan yang lebih baik. Ia ingin berbagi cerita tentang sejarah, menginspirasi orang lain untuk belajar dari masa lampau, dan membangun masyarakat yang lebih adil dan sejahtera. Jejak waktu di Kota Tua menjadi sebuah pelajaran berharga bagi Arga. Ia menyadari bahwa perjalanan waktu bukanlah sekadar petualangan, melainkan sebuah kesempatan untuk memahami diri sendiri, memahami sejarah, dan membangun masa depan yang lebih baik.