Cahaya di Balik Hujan **
** Hujan deras mengguyur kota, membasahi jalanan dan menenangkan hiruk pikuk. Aku duduk di dekat jendela, mengamati tetesan air yang menari-nari di kaca. Di tengah kesunyian, sebuah kenangan muncul di benakku. Saat itu, aku masih remaja, penuh dengan mimpi dan harapan. Aku bertemu dengannya, seorang gadis dengan senyum yang mampu menerangi hari-hariku. Kami menghabiskan waktu bersama, berbagi cerita, tawa, dan mimpi. Cinta tumbuh di antara kami, lembut dan hangat seperti sinar matahari pagi. Namun, takdir berkata lain. Hujan badai datang, memisahkan kami. Rasa sakit melanda, seperti badai yang menghempas jiwa. Aku terpuruk, kehilangan arah. Hujan terus turun, membasahi bumi dan menenangkan hati. Aku belajar untuk menerima kenyataan, bahwa cinta tak selalu berakhir bahagia. Namun, di balik kesedihan, aku menemukan kekuatan. Aku belajar untuk mencintai diri sendiri, untuk menghargai setiap momen yang telah kita lalui. Hujan reda, mentari kembali menyapa. Aku menatap langit, terasa ada cahaya yang menerobos awan gelap. Cahaya itu adalah harapan, adalah bukti bahwa cinta tak pernah benar-benar hilang. Ia tetap hidup di dalam hati, mengingatkanku akan keindahan yang pernah ada. Cinta, seperti hujan, kadang datang dengan badai. Namun, di balik badai, selalu ada pelangi yang menanti. Pelangi yang membawa harapan, kekuatan, dan cahaya.