Masa Demokrasi Terpimpin: Pergulatan Revolusi Indonesi
Masa demokrasi terpimpin di Indonesia merupakan periode yang penuh dengan dinamika dan pergulatan politik. Pada masa ini, Presiden Soekarno menyatakan bahwa perjalanan revolusi Indonesia belum selesai, sebagaimana tercermin dalam salah satu pidatonya yang dijadikan sebagai manifesto politik Republik Indonesia. Soekarno memandang bahwa revolusi Indonesia belum tuntas karena masih terdapat sisa-sisa pengaruh kolonialisme dan kapitalisme yang harus dihapuskan. Ia meyakini bahwa revolusi harus terus dilanjutkan untuk mencapai cita-cita kemerdekaan yang sejati. Dalam pidatonya, Soekarno menegaskan perlunya mempertahankan semangat revolusi dan menolak segala bentuk kompromi dengan kekuatan-kekuatan yang dianggap anti-revolusi. Masa demokrasi terpimpin ditandai dengan upaya Soekarno untuk memperkuat peran kepresidenan dan membatasi peran partai-partai politik. Hal ini menimbulkan ketegangan dengan kelompok-kelompok oposisi yang menginginkan demokrasi yang lebih terbuka. Pergulatan politik yang terjadi pada masa ini mencerminkan kompleksitas dan dinamika perjalanan revolusi Indonesia menuju cita-cita kemerdekaan yang dicita-citakan.