Sejarah Pempek Palembang: Makanan Ikonik dengan Akar Budaya yang Kay
Pempek, makanan khas Palembang, memiliki sejarah yang kaya dan menarik. Menurut cerita rakyat, pempek pertama kali diciptakan oleh seorang apek Tionghoa yang tinggal di daerah Perakitan pada sekitar tahun 1617. Namun, ada beberapa aspek dalam cerita ini yang perlu ditelaah lebih lanjut. Sejarah pempek Palembang dapat ditelusuri kembali ke masa kekuasaan Sultan Mahmud Badaruddin II di Kesultanan Palembang-Darussalam pada abad ke-16. Pada saat itu, banyak perantau Tionghoa yang datang ke Palembang. Nama "empek-empek" atau "pempek" diyakini berasal dari sebutan "apek" atau "pek-pek", yang merupakan panggilan untuk paman atau lelaki tua Tionghoa. Menurut cerita rakyat, seorang apek yang tinggal di daerah Perakitan merasa prihatin melihat banyaknya ikan yang ditangkap di Sungai Musi namun belum dimanfaatkan dengan baik. Ia kemudian mencoba mencampur daging ikan giling dengan tepung tapioka, menghasilkan makanan baru yang kemudian dijajakan oleh para apek dengan bersepeda ke seluruh kota. Karena penjualnya dipanggil dengan sebutan "pek ..apek", makanan tersebut akhirnya dikenal sebagai empek-empek atau pempek. Namun, cerita rakyat ini perlu ditelaah lebih lanjut karena adanya beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan. Pertama, singkong baru diperkenalkan oleh bangsa Portugis ke Indonesia pada abad ke-16, sementara bangsa Tionghoa telah menghuni Palembang sejak masa Sriwijaya. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang apakah apek Tionghoa benar-benar menggunakan tepung tapioka dalam pembuatan pempek pada saat itu. Selain itu, velocipede atau sepeda baru diperkenalkan pada abad ke-19, sedangkan cerita rakyat menyebutkan bahwa para apek menjajakan pempek dengan bersepeda. Hal ini menimbulkan keraguan tentang keakuratan cerita tersebut. Dalam penelitian lebih lanjut, perlu dilakukan analisis lebih mendalam untuk memastikan kebenaran sejarah pempek Palembang. Sumber-sumber sejarah dan bukti-bukti arkeologi dapat memberikan wawasan yang lebih jelas tentang asal-usul pempek dan pengaruh budaya Tionghoa dalam pembuatannya. Meskipun demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa pempek telah menjadi makanan ikonik Palembang yang sangat populer di Indonesia dan bahkan di luar negeri. Keunikan rasa dan tekstur pempek, serta keberagaman variasi seperti pempek kapal selam, pempek lenjer, dan pempek kulit, membuatnya menjadi hidangan yang sangat disukai oleh banyak orang. Sejarah pempek Palembang yang kaya dan beragam ini menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya dan identitas Palembang. Makanan ini tidak hanya memuaskan lidah, tetapi juga mengandung nilai-nilai historis dan budaya yang perlu dilestarikan dan dihargai oleh generasi mendatang.