Bahasa Lappung: Kisah Tumbuh Besar dengan Kebebasan Berbicara
Di sebuah desa kecil yang terletak di tengah-tengah sawah, hiduplah seorang anak laki-laki bernama Lim. Lim adalah anak yang cerdas dan penasaran, selalu ingin belajar hal-hal baru. Namun, ada satu hal yang membuatnya berbeda dari anak-anak lainnya di desanya - Lim memiliki kebebasan berbicara dalam bahasa lappung. Bahasa lappung adalah bahasa yang digunakan oleh para penduduk setempat untuk berkomunikasi dengan hewan-hewan di sekitar mereka. Dengan kebebasan berbicara dalam bahasa lappung, Lim dapat berbicara dengan ayam, bebek, dan bahkan seekor kucing. Ia merasa senang bisa berbicara dengan hewan-hewan tersebut dan mempelajari kehidupan mereka. Namun, ada satu hal yang membuat Lim khawatir. Ia khawatir bahwa orang-orang di desanya tidak akan menerima kebebasan berbicara dalam bahasa lappungnya. Ia takut mereka akan menertawakannya atau bahkan mengucilkannya. Namun, Lim tidak membiarkan ketakutannya menguasainya. Ia terus berbicara dalam bahasa lappung dan bahkan mengajarkan bahasa tersebut kepada teman-temannya. Seiring berjalannya waktu, Lim menemukan bahwa kebebasan berbicara dalam bahasa lappung membawanya ke tempat-tempat yang tidak pernah ia kunjungi sebelumnya. Ia bisa berbicara dengan ayam-ayam di ladang dan belajar tentang kehidupan mereka. Ia bahkan bisa berbicara dengan bebek-bebek di danau dan mengetahui rahasia mereka. Melalui bahasa lappung, Lim menemukan dunia yang penuh dengan keajaiban dan kebahagiaan. Ia merasa bahagia bisa berbicara dengan hewan-hewan tersebut dan mempelajari kehidupan mereka. Ia juga merasa bangga dengan kebebasan berbicara dalam bahasa lappungnya dan tidak lagi khawatir tentang apa yang orang-orang di desanya akan pikirkan. Kisah Lim mengajarkan kita bahwa kebebasan berbicara dalam bahasa lappung bukan hanya tentang berkomunikasi dengan hewan-hewan, tetapi juga tentang menemukan dunia yang penuh dengan keajaiban dan kebahagiaan. Melalui bahasa lappung, Lim menemukan kebahagiaan dan keberanian untuk menjadi dirinya sendiri. Dan itulah kisah Lim, anak laki-laki yang tumbuh besar dengan kebebasan berbicara dalam bahasa lappung.