Dampak Negatif Pacaran yang Tidak Sehat pada Remaj
Pacaran adalah hal yang umum terjadi di kalangan remaja. Namun, ketika pacaran dipenuhi oleh nafsu setan, dampaknya bisa menjadi petaka. Hal ini terbukti dalam kasus yang menimpa Arjuna (bukan nama sebenarnya), seorang pemuda berusia 20 tahun yang harus berurusan dengan polisi karena melakukan persetubuhan dengan kekasihnya yang masih di bawah umur. Kapolsek Marangkayu, Iptu Fahrudi, menjelaskan bahwa peristiwa persetubuhan yang dilakukan Arjuna terjadi berulang kali pada bulan Agustus 2023. Korban dari tindakan tersebut adalah kekasihnya sendiri, yang bernama Bunga dan masih berusia 14 tahun. Arjuna dan Bunga adalah warga Kecamatan Marangkayu. Kasus ini menunjukkan dampak negatif dari pacaran yang tidak sehat pada remaja. Pacaran seharusnya menjadi waktu untuk saling mengenal dan membangun hubungan yang sehat, bukan untuk melakukan tindakan yang melanggar hukum dan merugikan pihak lain. Pacaran yang sehat seharusnya didasarkan pada saling pengertian, rasa hormat, dan komunikasi yang baik antara pasangan. Namun, dalam kasus Arjuna dan Bunga, pacaran mereka justru dipenuhi oleh nafsu setan yang mengarah pada tindakan persetubuhan yang melanggar hukum. Dampak negatif dari pacaran yang tidak sehat ini sangat berbahaya bagi remaja. Selain melanggar hukum, tindakan persetubuhan pada usia yang masih sangat muda dapat menyebabkan trauma psikologis dan fisik pada korban. Selain itu, remaja yang terlibat dalam hubungan yang tidak sehat cenderung mengalami penurunan prestasi akademik, gangguan emosional, dan masalah perilaku lainnya. Penting bagi kita sebagai masyarakat untuk memberikan pemahaman yang benar tentang pacaran yang sehat kepada remaja. Pendidikan seksual yang komprehensif dan pengawasan yang ketat dari orang tua dan pihak sekolah dapat membantu mencegah terjadinya kasus seperti yang menimpa Arjuna dan Bunga. Dalam menghadapi kasus seperti ini, pihak kepolisian juga harus bertindak tegas dan memberikan sanksi yang setimpal kepada pelaku. Selain itu, perlu ada upaya untuk memberikan rehabilitasi dan pendampingan kepada korban agar mereka dapat pulih dari trauma yang mereka alami. Dalam kesimpulan, pacaran yang tidak sehat dapat memiliki dampak negatif yang serius pada remaja. Kasus seperti yang menimpa Arjuna dan Bunga harus menjadi peringatan bagi kita semua untuk lebih memperhatikan pendidikan seksual dan pengawasan terhadap remaja. Pacaran seharusnya menjadi waktu yang menyenangkan dan membangun, bukan menjadi sumber petaka dan penderitaan.