Sistem Hukuman di Inggris: Perbandingan dengan Sistem Hukum Indonesia
Sistem hukum di Inggris dan Indonesia, meskipun keduanya bertujuan untuk menegakkan keadilan, memiliki perbedaan yang signifikan dalam penerapannya. Perbedaan ini terlihat jelas dalam sistem hukuman yang dianut oleh masing-masing negara. Memahami perbedaan ini penting, terutama bagi mereka yang ingin mendalami studi hukum komparatif atau memiliki ketertarikan pada sistem hukum di kedua negara.
Filosofi Hukuman yang Berbeda
Sistem hukuman di Inggris berakar dari sistem hukum common law, yang sangat menekankan pada preseden hukum. Artinya, putusan hakim dalam kasus-kasus sebelumnya menjadi rujukan utama dalam menentukan hukuman bagi kasus serupa di masa depan. Sistem ini bertujuan untuk menciptakan konsistensi dan prediktabilitas dalam penerapan hukum. Di sisi lain, sistem hukum Indonesia, yang dipengaruhi oleh sistem hukum Eropa kontinental, lebih mengutamakan aturan hukum yang tertulis dan kodifikasi.
Jenis-jenis Hukuman yang Dijatuhkan
Perbedaan filosofi ini tercermin dalam jenis-jenis hukuman yang dijatuhkan. Sistem hukuman di Inggris mengenal berbagai jenis hukuman, mulai dari denda, kerja sosial, hingga penjara seumur hidup. Hukuman mati, meskipun pernah menjadi bagian dari sistem hukuman di Inggris, telah dihapuskan. Sementara itu, sistem hukuman di Indonesia juga memiliki beragam jenis hukuman, termasuk hukuman mati yang masih diberlakukan untuk kejahatan-kejahatan tertentu.
Peran Pemasyarakatan dalam Sistem Hukuman
Perbedaan mencolok lainnya terletak pada peran pemasyarakatan. Sistem hukuman di Inggris menempatkan penekanan yang kuat pada rehabilitasi narapidana. Tujuannya adalah untuk mempersiapkan narapidana agar dapat kembali dan berkontribusi secara positif di masyarakat setelah masa hukuman mereka selesai. Di Indonesia, meskipun rehabilitasi juga menjadi bagian dari sistem pemasyarakatan, fokus utamanya seringkali masih pada aspek pemidanaan dan penghukuman.
Penerapan Hukuman Alternatif
Dalam beberapa tahun terakhir, sistem hukuman di Inggris semakin banyak mengadopsi hukuman alternatif, seperti kerja sosial, rehabilitasi narkoba, dan pembinaan di masyarakat. Hukuman alternatif ini bertujuan untuk mengurangi tingkat residivisme dan memberikan kesempatan bagi pelaku tindak pidana ringan untuk memperbaiki diri tanpa harus menjalani hukuman penjara. Sistem hukuman di Indonesia juga mulai melirik penerapan hukuman alternatif, namun pelaksanaannya masih terbatas dan belum merata di seluruh wilayah.
Sistem hukum di Inggris dan Indonesia memiliki pendekatan yang berbeda dalam hal hukuman. Perbedaan ini mencerminkan sejarah, budaya, dan nilai-nilai yang dianut oleh masing-masing negara. Memahami perbedaan ini penting untuk mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif tentang sistem hukum di kedua negara.