Membidangi Penelitian Hukum Normatif: Menentukan Fokus dan Ruang Lingkup

4
(236 votes)

Penelitian hukum normatif, yang berfokus pada analisis norma hukum dan sistem hukum, membutuhkan pembatasan masalah yang jelas untuk menghasilkan penelitian yang bermakna dan terarah. Pembatasan ini terkait erat dengan pembidangan, peminatan, dan rumpun bidang ilmu. Ketiga hal ini saling berkaitan dan membantu peneliti untuk menyempitkan area penelitian yang luas menjadi topik yang spesifik dan dapat diteliti secara mendalam. Pembidangan mengacu pada pemilihan area hukum tertentu sebagai fokus penelitian. Misalnya, seorang peneliti mungkin memilih untuk fokus pada hukum pidana, hukum perdata, hukum tata negara, atau hukum internasional. Pemilihan bidang ini akan membatasi ruang lingkup penelitian dan menentukan jenis norma hukum yang akan dianalisis. Peminatan peneliti berperan penting dalam menentukan topik penelitian yang spesifik. Meskipun telah memilih bidang hukum tertentu, peneliti masih perlu menentukan aspek spesifik dalam bidang tersebut yang menarik minatnya. Misalnya, dalam hukum pidana, peneliti mungkin tertarik pada aspek pembuktian, sanksi pidana, atau rehabilitasi narapidana. Peminatan ini akan membimbing peneliti dalam merumuskan pertanyaan penelitian yang relevan dan bermakna. Rumpun bidang ilmu memberikan kerangka teoritis dan metodologis untuk penelitian. Penelitian hukum normatif dapat didekati dari berbagai perspektif, seperti sosiologi hukum, filsafat hukum, atau sejarah hukum. Pemilihan rumpun bidang ilmu akan mempengaruhi cara peneliti mendekati masalah penelitian, metode pengumpulan data yang digunakan, dan cara menganalisis data tersebut. Misalnya, pendekatan sosiologi hukum akan menekankan pada konteks sosial norma hukum, sementara pendekatan filsafat hukum akan menekankan pada aspek moral dan etika norma hukum. Dengan demikian, pembatasan masalah penelitian hukum normatif merupakan proses yang sistematis yang melibatkan pemilihan bidang hukum, penentuan peminatan peneliti, dan pemilihan rumpun bidang ilmu yang relevan. Proses ini memastikan bahwa penelitian yang dilakukan terarah, mendalam, dan memberikan kontribusi yang bermakna bagi perkembangan ilmu hukum. Kejelasan dalam pembatasan masalah ini akan menghasilkan penelitian yang lebih berkualitas dan mudah dipahami, menghasilkan wawasan yang berharga dan berdampak positif bagi perkembangan hukum dan masyarakat.